Assalamu 'Alaikum Wr. Wb.


Assalamu 'Alaikum Wr. Wb.


Pandangan Mata Selalu Menipu..

Pandangan Akal selalu tersalah..
Pandangan nafsu selalu melulu..
Pandangan hati itu yang hakiki..kalau hati itu bersih..

Semua Manusia Akan Rusak, Kecuali Orang Yang Berilmu.
Orang Yang Berilmu pun Akan Rusak, Kecuali Orang Yang Beramal.
Orang Yang Beramal pun Akan Rusak, Kecuali Yang Ikhlas.

.

by : Fandy Al-Qassam Scousers

Selasa, 17 Juli 2012

Pesan ILLUMINATI Dalam Film Indonesia


InysaAllah disini kami (Komunitas Sufi Perkotaan) tidaklah bermaksud menyerang atau membuat tuduhan-tuduhan kepada orang perorang ataupun kelompok tertentu, tulisan kami ini tak lain adalah untuk memberikan informasi seluas-luasnya kepada semua sahabat dan persaudaraan sufi seluruh dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khusunya, terutama untuk para sahabat KSP di Sidoarjo.

Anda pasti sudah pernah mendengar nama ALIESTER CROWLEY (kakek dari GEORGE BUSH), adalah seorang pelopor satanisme dunia. Dia adalah seorang anggota Illuminati yang menduduki kedudukan suci di organisasi tersebut. Bahwa menurut pendapatnya untuk mencapai tujuan NEW WORLD ORDER yaitu satu dunia satu penguasa/pemerintahan (dunia sekuler) adalah dengan menyebar paham sesat satanisme melelalui propaganda simbol-simbol (dalam film SP terdapat simbol piramid yang di samarkan), menyerang keyakinan umat beragama dengan menimbulkan kerancuan-kerancuan ajaran melalui fanatisme, propaganda cinta sesama jenis (homo/lesbi), yang mana itu semua bertujuan untuk menghilangkan nilai-nilai moral dan menjauhkan manusia dari Tuhan.

Dalam film yang dibintangi aktris Revalina S Temat (Annisa) tersebut diambil dari Novel PBS karya Abidah El Khaleqy. Novel PBS sebelumnya mendapat penghargaan dari The Ford Foundation, sebuah NGO  yang memperjuangkan faham Sepilis dan dikendalikan kaum Zionis Yahudi AS. Film tersebut mengisahkan kebobrokan pesantren dan kiyainya. Pesantren dan kiyainya dicitrakan kotor, sumber penyakit, sangat bengis, mudah main pukul, mengekang perempuan, mengekang hak berpendapat, menempatkan perempuan pada martabat yang rendah, suka main bakar buku-buku komunisme, suka main hukuman rajam secara serampangan dan sebagainya.

Dikisahkan, seorang santriwati yang juga putri kiyai pesantren, Annisa, dan tinggal di kompleks pesantren, frustasi karena ulah suaminya yang juga anak seorang kiyai yang sering melakukan kekerasan, akhirnya memutuskan untuk kembali dalam pelukan mantan pacarnya, Khudori, seorang alumnus sebuah perguruan tinggi di Kairo, Mesir. Bahkan Annisa yang sudah kebelet, mengajak Khudori untuk melakukan adegan ranjang di sebuah kandang kuda di pesantren tersebut, padahal kandang itu penuh dengan kotoran kuda. “Zinahi aku…Zinahi aku…!”, desak Annisa kepada Khudori sambil melepaskan jilbab dan pakaiannya satu persatu.

Ketika kedua insan lain jenis dan bukan suami istri tersebut sedang melakukan perzinahan, akhirnya datang rombongan santri dan suami Annisa mengerebeknya. Lalu keduanya mendapat hukuman rajam dengan dilempari batu oleh para santri. Lemparan batu baru berhenti setelah ibu Annisa berteriak sambil mengatakan, “ yang boleh melempar batu hanya orang yang tidak pernah melakukan dosa!”, padahal tidak ada orang yang tidak pernah melakukan dosa. Kata-kata dari ibu Annisa ini jelas mengutip dari cerita Kristen dari Kitab Injil, dimana dikisahkan seorang pelacur, Magdalena, dihukum rajam dengan dilempari batu. Kemudian datang Nabi Isa (Yesus) untuk menyelamatkannya dengan mengatakan, “yang boleh merajam hanya yang tidak punya dosa”. Jadi selain berbau Sepilis dan Komunis, film PBS juga beraroma Kristiani dan berusaha menghancurkan Islam lewat pintu budaya melalui film.   

Jelas dengan menampilkan hukuman rajam yang sebenarnya tidak ada dalam novel aslinya, san sutradara ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk membenci syariat Islam dan pesantren, sebab sejak dulu pesantren merupakan basis terkemuka dalam melawan gerakan PKI di Indonesia. Padahal itu hanya utopia dirinya sendiri, sebab selama ini belum pernah ada satupun pesantren di Indonesia yang melakukan hukuman rajam kepada santrinya yang melakukan perzinahan. Seolah-olah pesantren merupakan negara dalam negara dengan menegakkan hukumnya sendiri. Jelas ini merupakan distorsi terhadap hukum Islam dan upaya mengadu domba umat Islam dengan pemerintah. Dengan membuat film PBS, sesungguhnya sang sutradara telah melakukan anarkhisme psikis, yakni melakukan penyerangan secara psikis terhadap umat Islam dan pesantren sebagai salah satu simbol Islam di Indonesia. Karena dendam terhadap pesantren yang telah berjasa menghancurkan PKI, maka Hanung menyalurkan perlawanannya lewat film PBS. sang sutradara dengan sengaja telah menebar virus ganas Sepilis dalam film, tujuannya untuk menimbulkan citra buruk terhadap Islam dan umatnya sambil menebalkan kantong koceknya.

Sebagaimana dalam film Lentera Merah, dalam film PBS sang sutradara all-out mendukung Komunisme alias PKI isme. Terbukti dalam film PBS ada adegan pembakaran buku-buku karya Karl Mark dan sastrawan kiri Pramoedya Ananta Toer seperti Bumi Manusia, oleh para santri di lingkungan pesantren. Padahal dalam novel aslinya, jalan cerita tersebut tidak ada sama sekali. Bahkan buku-buku karangan Pramoedya seperti Bumi Manusia dan Anak Segala Bangsa sepertinya dijadikan bacaan wajib bagi Annisa dan para santri lainnya. Hal ini menunjukkan sang sutradara selain pengagum Karl Mark juga pengagum Pramoedya. Padahal banyak sastrawan sekaliber Pramoedya dan karya-karyanya malah lebih bermutu seperti Buya Hamka. Mengapa sang sutradara tidak menjadikan buku-buku Buya Hamka sebagai bacaan wajib bagi Annisa dan para santri lainnya, justru buku sastrawan yang pernah menghuni penjara di Pulau Buru itu dijadikan bacaan wajib.

Dengan demikian, sudah sangat jelas dalam film PBS terdapat motif ideologi Komunis yang dimaksudkan untuk memperjuangkan kembali tegaknya Komunisme di Indonesia meski dalam bentuk lain. sang sutradara mafhum betul bahwa satu-satunya jalan untuk mengembalikan ajaran Komunisme di Indonesia adalah mendiskreditkan ajaran Islam dan umatnya, dimana sasaran pertamanya adalah pondok pesantren yang selama ini menjadi basis kaum Nahdhiyyin dengan memojokkan para kiyai NU.

Adapun sasaran berikutnya adalah mendiskreditkan para pemimpin Islam di Muhammadiyah. Sebab kedua Ormas Islam ini mempunyai pengikut terbesar di Indonesia. Maka tidaklah mengherankan jika sang sutradara sengaja meluncurkan film KH Ahmad Dahlan “Sang Pencerah” tepat pada pelaksaan Muktamar Muhammadiyah ke 46 di Jogjakarta 2-8 Juli . Namun anehnya justru para pemimpin Muhammadiyah tidak curiga sama sekali akan sepak terjang sang sutradara selama ini yang selalu mendiskreditkan Islam dan para pemimpin Islam seperti dalam film PBS. Sekarang sudah terbukti, pemeran utama sebagai KH Ahmad Dahlan dalam film “Sang Pencerah” adalah Lukman Sardi, putra seorang komponis muslim dan  pemain biola kawakan Idris Sardi namun sekarang telah murtad dari Islam dan menjadi Kristen. Bayangkan, seorang ulama besar pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan kok diperankan oleh seorang murtad, jelas ini suatu penghinaan terang-terangan terhadap Islam dan Muhammadiyah itu sendiri. Apa Ketua Umum dan 12 Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang terpilih dalam Muktamar  tidak malu ketika melihat pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dilecehkan dan direndahkan pribadi dan martabatnya.

Dalam "kamus" Wikipedia Illuminati dapat di terjemahkan sebagai "PENCERAHAN BARU" para pengikut Illuminati yang di sebut Illuminatus berarti "YANG TERCERAHKAN". Nah sekarang kami ingin bertanya kepada hati anda, siapa berarti "SANG PENCERAH" tersebut? Tidak lain dan tak bukan kecuali DAJAL atau LUCIFER. Wallahualam Bisawab.
http://www.sufiperkotaan.blogspot.com/2011/11/illuminati-artinya-adalah-yang.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar