Assalamu 'Alaikum Wr. Wb.


Assalamu 'Alaikum Wr. Wb.


Pandangan Mata Selalu Menipu..

Pandangan Akal selalu tersalah..
Pandangan nafsu selalu melulu..
Pandangan hati itu yang hakiki..kalau hati itu bersih..

Semua Manusia Akan Rusak, Kecuali Orang Yang Berilmu.
Orang Yang Berilmu pun Akan Rusak, Kecuali Orang Yang Beramal.
Orang Yang Beramal pun Akan Rusak, Kecuali Yang Ikhlas.

.

by : Fandy Al-Qassam Scousers

Kamis, 27 September 2012

Pidato Mantan Presiden Bush Tentang Indonesia (Menakutkan)



Kepada yang terhormat Direktut CIA, FBI, Direktur Bank Dunia, ADB, IMF, CEO Haliburton, Exxon Mobil, Freeport, Bangkir-bankir Internasional, dan semua yang telah membantu kami membiayai perang Irak, Afganistan, serta menyebarluaskan kakuasaan Imperium Global, Direktur media dan televisi CNN, ABC, NBC, yang telah membantu propaganda kita, kami ucapkan terima kasih.
Hari ini adalah hari yang sangat penting karena pada hari ini saya akan melaporkan keadaan Indonesia, negeri yang mayoritas penduduknya Islam, yang dulu kita takuti itu, sekarang sama sekali tak berdaya di hadapan kita.

Karena kini tak ada satupun yang perlu kita takutkan dari negeri itu, laporan Intelejen mengatakan bahwa tak ada satupun bahaya potensial yang akan menggangu kepentingan kita di negeri itu.
Kita tidak perlu takut kepada angkatan bersenjata mereka, karena senjata yang mereka gunakan adalah kiriman dari negeri kita, lihatlah ketika kita jatuhkan embargo senjata, tentara-tentara mereka seperti maung ompong ha ha ha ha (penonton tertawa), yang lebih lucu lagi kemarin presidennya sendiri yang memelas pada kita untuk menghentikan embargo itu ha ha ha. (penonton tertawa).. kasihan-kasihan.
Tak perlu takut pada generasi mudanya, rupanya faham materialisme, budaya konsumtif, hedonisme, individualisme yang kita ajarkan itu lewat iklan-iklan kita, tayangan-tanyangan televisi kita, film-film kita, propaganda-propaganda kita, sudah tertanam pada hati dan pikiran sebagian besar dari mereka, jangankan memikirkan negeri atau umatnya lebih-lebih agamanya, kini mereka hanya memikirkan kesenangan diri mereka sendiri, bayangkan saja Negara semiskin itu penduduknya menempati urutan tertinggi dalam urusan berbelanja baju ke Singapura, mengalahkan Jepang, Australia dan Cina sekalipun. ha ha ha (penonton tertawa ).

Tak perlu takut tentang pelajar-pelajarnya, karena mahasiswa-mahasiswa terbaiknya selalu kita rekrut dan kita pekerjakan di perusahaan-perusahaan minyak atau tambang kita, dan kita menyuap mereka dengan gaji yang besarnya sama dengan loper koran di negeri kita ha ha ha. ( penonton tertawa ). Bayangkan orang-orang terbaiknya hadirin.
Tak perlu takut kepada pemimpin politik dan pejabatnya, karena sebagian besar dari mereka adalah orang yang gila jabatan dan sangat mudah untuk di suap, untuk uang dan jabatan, mereka bisa kita minta untuk melakukan apa saja sesuai keinginan kita. ha ha ha ha ( penonton tertawa ).
Tunggu, tunggu, ada kabar yang lebih menggembirakan lagi, menurut laporan Intelejen yang saya terima, bahwa umat Islam di sana telah terkotak-kotak menjadi banyak kelompok dan golongan. Tiap-tiap kelompok menjatuhkan yang lain dan mengganggap kelompoknya yang lebih baik dari yang lain, ada bibit kebencian yang besar di antara mereka yang dapat kita manfaatkan. sangat mudah bagi Intelejen kita yang berpengalaman untuk mengadu domba diantara mereka.

Hutang mereka sudah sangat besar dan hampir mustahil bisa mereka bayar, 22% APBN mereka habis untuk membayar hutang kepada kita, sehingga mengurangi anggaran pendidikan mereka, kesehatan mereka, dan pelayanan sosial mereka.  Sehingga di negeri itu banyak penduduknya yang kelaparan, miskin, sakit dan tak mampu berobat, ini merupakan keuntungan bagi kita. Karena semakin lama jika kondisi tidak berubah, maka akan tercipta generasi yang lemah dari negeri itu, yang tidak akan mampu melawan kita, seperti yang selama ini kita harapkan.

Kekayaan negeri mereka hampir semuanya kita kuasai, lebih dari 96 % ladang minyak mereka telah kita miliki, tambang batu-bara, tembaga, emas, yang beroperasi di negeri itu hampir semuanya adalah milik kita. Lebih dari itu mimuman-minuman, makanan-makanan, buku-buku, walau banyak yang ngopi, komputer-komputer, software-soffware mereka, walau banyak yang ngebajak, bahkan odol dan sabun yang mereka gunakan adalah produksi perusahaan-perusahaan kita. ha ha ha (penonton tertawa),
....Indonesia merupakan ladang dollar kita yang harus tetap kita pertahankan bagaimanapun caranya, 200 juta lebih penduduk negari itu merupakan konsumen bagi produk-produk perusahaan kita.
Singkat kata Indonesia telah kalah dari kita baik dari segi ekonomi, militer, politik, budaya, teknologi, dan lain-lain dan lain-lain.
Untuk menjaga agar kondisi ini tetap berlangsung, maka saya sarankan agar lebih mengefektifkan promosi budaya konsumtif dan hedonisme kepada mereka, kepada agen-agen CIA agar memecah belah umat Islamnya, tebarkan kecurigaan dan fitnah di antara mereka, biar mereka terus berkelahi dan tidak punya waktu untuk melawan Imperialisme kita, terus rekrut generasi muda terbaiknya agar bekerja untuk perusahaan-perusahaan kita, sehingga tidak akan banyak gerakan yang menentang kita.

Sebelum mengakhiri pidato ini, saya ucapkan terima kasih atas kerja sama yang luar biasa ini, kepada seluruh pihak yang telah ikut serta membantu usaha kita, Perusahaan-perusahaan Multinasional, Televisi dan Media masa, Bank Dunia, IMF, CGI, Negara-Negara sekutu, Economic Hit Man, Mafia Berkeley, yang terhormat Para Pejabat Korup Indonesia. Dan lain-lain, dan lain-lain.
Sekian dan terima kasih.
President USA
George W. Bush

NB; sifat sangat rahasia, boleh di buka kepada publik 25 tahun yang akan datang.

Sumber dirahsiakan.......

Rabu, 18 Juli 2012

7 Kesalahan Menyambut Ramadhan

Oleh: Abu Misykah Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah untuk baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Sebentar lagi kita kedatangan tamu dari Allah yang mulia. Pastinya kita sebagai orang Islam sangat bergembira menyambutnya. Namun kita tetap harus memperhatikan ketentuan-ketentuan syariat tentangnya. Tidak boleh kita melampui batas sehingga melakukan perbuatan yang bertentangan dengan subtansi Ramadhan dan menciptakan tuntutan-tuntunan baru yang tak disyariatkan.
Berikut ini beberapa kekeliruan dan kesalahan dalam menyambut bulan Ramadhan yang banyak tersebar luas di tengah-tengah masyarakat.

1. Mengkhususkan Ziarah Kubur Menjelang Ramadhan
Tidaklah tepat keyakinan bahwa menjelang bulan Ramadhan adalah waktu utama untuk menziarahi kubur orang tua atau kerabat yang dikenal dengan “nyadran”. Kita boleh setiap saat melakukan ziarah kubur agar hati kita semakin lembut karena mengingat kematian; dan untuk mendoakan mereka sewaktu-waktu.Namun masalahnya adalah jika seseorang mengkhususkan ziarah kubur pada waktu tertentu seperti menjelang Ramadhan dan meyakini bahwa waktu tersebut adalah waktu utama untuk nyadran atau nyekar. Ini sungguh suatu kekeliruan karena tidak ada dasar dari ajaran Islam yang mengajarkan hal ini.
Syaikh Ibnu Baz rahimahullah pernah ditanya seputar masalah ini: "Apakah ziarah kubur pada hari-hari raya halal atau haram?"
Beliau menjawab: Hal itu tidak mengapa. Kapan saja boleh. Tetapi mengkhususkannya pada hari raya tidak benar. Yakni apabila mempercayai bahwa ziarah pada hari raya lebih utama atau semacamnya. Adapun apabila pengkhususan dikarenakan waktu yang luang, maka tidak mengapa karena ziarah tidak ada waktu yang khusus. Boleh berziarah di malam hari atau siangnya. Pada hari-hari raya atau selainnya. Tidak ada ketentuannya. Tidak ada waktu yang khusus, karena Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam bersabda: "(ziarahilah kuburan, karena itu dapat mengingatkan kepada kalian akhirat)," dan beliau tidak menentukan waktunya. Maka setiap muslim dapat menziarahinya di setiap waktu. Di malam hari dan siangnya. Pada hari-hari raya dan lainnya. Namun tidak mengkhususkan hari tertentu dengan maksud bahwa hari itu lebih utama dari lainnya. Adapun jika mengkhususkannya karena tidak ada waktu selain itu maka tidak mengapa.
. . . jika seseorang mengkhususkan ziarah kubur pada waktu tertentu seperti menjelang Ramadhan dan meyakini bahwa waktu tersebut adalah waktu utama untuk nyadran . . . sungguh suatu kekeliruan karena tidak ada dasar dari ajaran Islam yang mengajarkan hal ini. . .
2. Padusan, Mandi Besar, atau Keramasan Menyambut Ramadhan
Tidaklah tepat amalan sebagian orang yang menyambut bulan Ramadhan dengan mandi besar atau keramasan terlebih dahulu. Amalan seperti ini juga tidak ada tuntunannya sama sekali dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Lebih parahnya lagi mandi semacam ini (yang dikenal dengan “padusan”) ada juga yang melakukannya dengan ikhtilath campur baur laki-laki dan perempuan dalam satu tempat pemandian. Ini sungguh merupakan kesalahan yang besar karena tidak mengindahkan aturan Islam. Bagaimana mungkin Ramadhan yang penuh berkah dan rahmat disambut dengan perbuatan yang bisa mendatangkan murka Allah?!

3. Menetapkan Awal Ramadhan dengan Hisab
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
إِنَّا أُمَّةٌ أُمِّيَّةٌ ، لاَ نَكْتُبُ وَلاَ نَحْسِبُ ,الشَّهْرُ هَكَذَا وَهَكَذَا
“Sesungguhnya kami adalah umat yang buta huruf. Kami tidak memakai kitabah (tulis-menulis) dan tidak pula memakai hisab (dalam penetapan bulan). Bulan itu seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 29) dan seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 30).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibnu Bazizah mengatakan,”Madzhab ini (yang menetapkan awal Ramadhan dengan hisab) adalah madzhab batil. Syari’at telah melarang mendalami ilmu nujum (hisab) karena ilmu ini hanya sekedar perkiraan (dzon) dan bukanlah ilmu yang pasti (qoth’i) atau persangkaan kuat. Maka seandainya suatu perkara (misalnya penentuan awal Ramadhan, pen,-) hanya dikaitkan dengan ilmu hisab ini maka agama ini akan menjadi sempit karena tidak ada yang menguasai ilmu hisab ini  kecuali sedikit sekali.” (Fathul Baari, 6/156)

4. Mendahului Ramadhan dengan Berpuasa Satu atau Dua Hari Sebelumnya
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
لاَ يَتَقَدَّمَنَّ أَحَدٌ الشَّهْرَ بِيَوْمٍ وَلاَ يَوْمَيْنِ إِلاَّ أَحَدٌ كَانَ يَصُومُ صِيَامًا قَبْلَهُ فَلْيَصُمْهُ
Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu atau dua hari sebelumnya, kecuali bagi seseorang yang terbiasa mengerjakan puasa pada hari tersebut maka puasalah.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Nasa’i)
Pada hari tersebut juga dilarang untuk berpuasa karena hari tersebut adalah hari yang meragukan. Dan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ صَامَ الْيَوْمَ الَّذِي يُشَكُّ فِيهِ فَقَدْ عَصَى أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Barangsiapa berpuasa pada hari yang diragukan maka dia telah mendurhakai Abul Qasim (yaitu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, pen).” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dho’if Sunan Tirmidzi)

5. Melafazhkan Niat “Nawaitu Shouma Ghodin…”
Sebenarnya tidak ada tuntunan sama sekali untuk melafazkan niat semacam ini. Jika hal itu dilakukan secara berjamaah dengan dipimpin oleh seseorang karena tidak adanya dasar dari perintah atau perbuatan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, begitu pula dari para sahabat. Letak niat sebenarnya adalah dalam hati dan bukan dilisan. Imam Nawawi rahimahullah –ulama besar dalam Madzhab Syafi’i- mengatakan,
لَا يَصِحُّ الصَّوْمَ إِلَّا بِالنِّيَّةِ وَمَحَلُّهَا القَلْبُ وَلَا يُشْتَرَطُ النُّطْقُ بِلاَ خِلَافٍ
Tidaklah sah puasa seseorang kecuali dengan niat. Letak niat adalah dalam hati, tidak disyaratkan untuk diucapkan tanpa ada perselisihan di antara para ulama.” (Rauwdhatuth Thalibin, I/268, Mawqi’ul Waroq-Maktabah Syamilah)

6. Berbelanja Besar-besaran Menjelang Ramadhan
Kebiasaan ini sering dilakukan kaum ummahat (ibu-ibu). Padahal sebenarnya hal ini malah bertentangan dengan satu maksud dan tujuan puasa yaitu supaya kita prihatin dan ikut merasakan penderitaan kaum fakir miskin. Bukan justru memindahkan waktu makan atau malah menambah porsi makan kita dari di luar Ramadhan. Apalagi hal seperti dapat mengakibatkan kenaikan harga kebutuhan pokok.
Kalau kita bercermin pada para ulama salaf, di mana untuk menyambut Ramadhan mereka lebih mempersiapkan fisik dan mental dengan melakukan pemanasan ibadah di bulan Sya’ban, barangkali untuk memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan.
Jika kita melihat kebiasaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di bulan Sya’ban sebagaimana diriwayatkan oleh ‘Aisyah Radhiallahu Anha bahwa beliau banyak berpuasa dibulan tersebut.
Begitu juga para salaf dahulu sudah mulai memperbanyak bacaan Al-Qur’an sejak bulan Sya’ban.
Salamah bin Kuhail berkata: Dahulu kami menyebut bulan Sya’ban sebagai bulan para pembaca Al-Qur’an.
‘Amru bin Qois ketika masuk bulan Sya’ban beliau menutup tokonya dan menyibukkan dengan membaca Al-Qur’an.
Diriwayatkan juga dari Imam Malik bahwa beliau ketika dibulan Ramadhan mengurangi aktivitas dakwah dan memperbanyak ibadah dan khalwat dengan RaBbnya. Inilah cara para salaf dahulu menyambut bulan Ramadhan yang mulia ini.

7. Menyambut Ramadhan Membakar Petasan
Ini jelas dilarang dalam Islam. Karena itu termasuk perbuatan menghamburkan harta untuk hal yang tidak berguna. Padahal setiap rupiah yang kita belanjakan akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah Ta’alaa. Selain itu, membakar dan membunyikan petasan juga dapat menganggu orang lain yang pastinya juga diharamkan apalagi saat bulan Ramadhan ketika kebanyakan manusia tengah khusyuk dalam beribadah.

Penutup
Kedatangan bulan mulia yang penuh berkah dan rahmah haruslah disambut dengan kemuliaan, meniru generasi-generasi mulia terdahulu. Semoga Allah menunjuki kita kepada sikap terbaik dalam menyambut bulan berkah. Lalu memberikan taufiq kepada kita untuk bisa memakmurkan Ramadhan dengan semestinya sehingga saat keluar darinya terampuni semua dosa-dosa kita. Aamiin!! (PurWDE/voa-islam.com)
  • Disadur dan diringkas dari tulisan Ust. Abu Raidah, "Kekeliruan Dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan."

Apakah Ada Doa Khusus Saat Memasuki Bulan Ramadhan?


Assalamu 'Alaikum Wr. Wb.
Pak Ustad, Apakah ada doa khusus disunnahkan untuk dibaca saat kita memasuki bulan Ramadhan?
Uni Yeni – di Bekasi
______________________________________________
Oleh: Badrul Tamam
Wa'alaikum Salam Warahmatullah Wabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang dari-Nya semua nikmat berasal. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Uni Yeni yang dirahmati Allah, ada beberapa kebiasaan membaca kalimat-kalimat tertentu dan beberapa macam doa saat memasuki bulan Ramadhan, bahkan beberapa hari menjelang kedatangannya. Sehingga ada anggapan bacaaan-bacaan tersebut memiliki kedudukan dalam syariat Islam. Namun ringkasnya, tidak ada doa khusus yang dibaca saat kita memasuki bulan Ramadhan. Yang ada adalah doa saat melihat hilal. Dan ini berlaku pada seluruh bulan, bukan hanya pada hilal Ramadhan saja.  
Berikut ini kami sertakan satu fatwa seorang ulama yang diakui keilmuannya di tingkat dunia, yaitu Syaikh Shalih bin Fauzal al-Fauzan sebagai jawaban atas beberapa pertanyaan di atas:
______________
Pertanyaan:
Apakah di sana ada doa-doa khusus dari sunnah saat memasuki bulan Ramadhan yang penuh berkah? Dan doa apa yang harus dibaca seorang muslim pada malam tersebut? Mohon beri penjelasan kepada kami, Baarakallahu Fiikum!
Jawaban:
Saya tidak pernah mengetahui adanya doa khusus yang dibaca saat memasuki bulan Ramadhan. Yang ada adalah doa umum berkaitan dengan seluruh bulan. Sesungguhnya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, apabila melihat hilal pada Ramadhan dan pada bulan selainnya, beliau membaca:
اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالْإِيمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ
"Ya Allah, perjalankanlah bulan ini kepada kami dengan penuh kebajikan, iman, selamat dan Islam. Rabb-ku dan Rabb-mu (bulan) adalah Allah." (HR. al-Tirmidzi)
Dalam sebagian riwayat lain, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam membaca:
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالإِيمَانِ وَالسَّلاَمَةِ وَالإِسْلاَمِ ، رَبِّى وَرَبُّكَ اللَّهُ
"Allahu Akbar, Ya Allah perjalankanlah bulan itu kepada kami dengan membawa keamanan dan keimanan, kesematan dan Islam. Rabbku dan Rabbmu (hai bulan) adalah Allah." (HR. Al-Tirmidzi: 9/142 dari hadits Thalhah bin Ubaidillah Radhiyallahu 'Anhu dengan yang serupa. Lihat juga Musnad Imam Ahmad: 1/162 dari hadits Bilal bin Yahya bin Thalhah bin Ubaidillah, dari ayahnya, dari kakeknya. Lihat juga Musnad al-Daarimi: 2/7, dari hadits Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhu. Lihat pula Kitab al-Sunnah milik Abi 'Ashim: 1/165 dari hadits Bilal bin Yahya bin Thalhah bin Ubaidillah, dari ayahnya, dari kakeknya. Lihat pula Mu'jam al-Thabrani al-Kabir: 12/357 dari hadits Ibnu Umar. Lihat pula al-Mustadrak milik Al-Hakim: 4/285 dari hadits Bilal bin Yahya . . . Lihat juga Majma' al-Zawaid wa Mamba' al-Fawaid: 10/139. Lihat Tuhfah al-Dzakirin, hal. 176 dan 177. Lihat Faidh al-Qadiir: 5/136 dan 137, dan Shahih al-Waabil al-Shayyib, hal. 220)
. . . Adapun penghususan Ramadhan dengan doa-doa tertentu yang dibaca saat memasukinya, maka saya (Syaikh Fauzan,-pent) tidak mengetahui adanya satu doapun dalam hal itu. . .
Doa yang dibaca saat melihat hilal tersebut berlaku untuk bulan Ramadhan dan bulan lainnya. Adapun penghususan Ramadhan dengan doa-doa tertentu yang dibaca saat memasukinya, maka saya (Syaikh Fauzan,-pent) tidak mengetahui adanya satu doapun dalam hal itu. Tetapi kalau seorang muslim berdoa agar Allah membantunya untuk bisa menjalankan puasa pada bulan tersebut dan menerima puasanya itu, maka tidak apa-apa. Tetapi tidak boleh menghususkannya dengan doa tertentu. [PurWD/voa-islam.com]

Dibalik Lambang Densus Anti Teror..

Patut kita acungkan jempol kepada Densus 88 Detasemen Anti Teror yang belakangan ini semakin banyak beraksi dan menangkap para teroris :) meski agak aneh juga setiap penangkapan teroris selalu saja ada hubungannya dengan kunjungan pejabat dari luar negeri atau presidennya republik indonesia!!
Sepertinya,sekarang Densus 88 sudah dijadikan alat untuk mengangkat pamor seseorang atau mungkin juga sebagai kepanjangan tangan dari pihak asing untuk membunuh para pejuang muslim indonesia dengan alasan dasar “perang melawan teroris” apakah benar begitu???
Bukankah Amerika pun sama menyatakan perang terhadap Irak dan Afghanistan atas alasan berperang melawan teroris dan membasmi senjata pemusnah masal. Sekarang terbukti kalau senjata pemusnah masal tidak pernah ada dan menurut hemat saya apa yang dilakukan oleh pejuang-pejuang Irak dan Afghanistan bukanlah sebuah terorisme melainkan sebuah perjuangan untuk mendapatkan kembali hak mereka yang telah dirampas oleh Amerika dan Sekutunya,yaitu KEMERDEKAAN atas penjajahan yang dilakukan oleh Amerika!!Begitupun dengan Densus 88 yang pada saat semula didirikan untuk membasmi terorisme di indonesia kini seolah menjadi kepanjangan tangan dari kepentingan Amerika,menilik perbuatan brutal Densus 88 ketika menggerebek rumah yang dicurigai sebagai sarang teroris,mereka melakukan penghinaan terhadap umat islam dengan menangkap dan memukuli orang yang sedang menunaikan salat!
berikut kutipan beritanya yang saya ambil dari JPNN.com :

Selasa, 28 September 2010 , 07:15:00
JAKARTA – Profesionalisme Detasemen Khusus Anti Teror Polri sedang diuji. Di tengah-tengah perburuan mengejar Abu Tholut dan jaringannya, korps burung hantu ini dituding melanggar hak asasi manusia. Kartini Panggabean, istri tersangka Khairul Ghazali menulis pengakuan yang menyebut Densus 88 memukuli suaminya saat sedang menunaikan salat maghrib.
Dalam pengakuan yang diperoleh Jawa Pos, Kartini menjelaskan suaminya sedang salat berjamaah dengan tiga orang tamunya. “Saat itu bang Jali ( panggilan Khairul Ghazali) dan empat temannya salat berjamaah di ruang belakang dekat dapur,” ujar Kartini dalam dokumen pengakuan yang ditandatanganinya.
Tiba-tiba sebuah mobil datang, terdengar suara dari luar ada orang berteriak-teriak. “Saat itu ketiga anak saya masih bermain di rumah tetangga..Saya terkejut karena pas saya di depan pintu saya lihat sudah turun dari mobil 30 orang bersenjata. Anak-anak saya diam tak bersuara. Densus 88 langsung saja menerobos masuk ke dalam rumah dengan bersenjata,” katanya.
Menurut perempuan berjilbab itu, Densus menembakkan senjatanya.  “Sepasang daun pintu rumah kami ditunjang (ditendang) sama Densus 88. Tidak ada baku tembak, tidak ada perlawanan dari  dalam rumah, karena Bang Jali sedang sholat, sedang membaca surah al-Qur”an sehabis, membaca surah al-Fatihah,” katanya.
Tiba-tiba tiga makmum (Alek, Deni dan Dani) keluar dari shaf (membatalkan sholat mereka) karena mendengar suara ribut  tembakan dan segera mengetahui datangnya orang-orang bersenjata. Alek, Dani dan  Deni lari menuju kamar mandi. Alek keluar dengan membobol seng (atap) kamar  mandi. Orang-orang yang sudah masuk rumah menembaki mereka. Deni dan Dani ditembaki secara membabi buta sewaktu mereka di depan kamar mandi.
“Saya, dua perempuan dewasa yang bersama saya, bayi saya yang berumur 20 hari,  dan anak tetangga yang balita itu, menyaksikan kejadian itu,” katanya.  Jali dan seorang makmumnya, Abu masih tetap melanjutkan sholat, walaupun orang-orang bersenjata itu sudah  masuk ke dalam rumah, di ruang belakang dekat dapur. “Orang-orang bersenjata itu langsung menarik paksa Bang Jali, sholat Bang Jali dihentikan secara paksa. Dia? ditunjangi (ditendang) saat sholat kemudian dipijak-pijak (diinjak-injak) hingga babak belur,” aku Kartini.
Aparat lalu menembaki rumah dengan membabi buta. “Di rumah tidak ada senjata, Bang Jali hanya terus bertakbir,  Allahu akbar, hanya itu yang bisa Bang Jali lakukan. Mereka menembaki saja walau tidak ada perlawanan,” katanya.
Pengakuan itu panjang dan rencananya akan segera dilaporkan ke Amnesty Internasional (sebuah organisasi HAM di AS) dan dibantu oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras).  Dihubungi terpisah, Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim mengaku saat ini belum mendapatkan laporan dari keluarga korban terkait penangkapan itu. Pihaknya masih mengumpulkan informasi sebelum melakukan penyelidikan ke tempat kejadian perkara (TKP). “Kami belum menghubungi keluarga. Kami masih dalami,” katanya. Jika informasi itu benar, Ifdhal mengaku siap melakukan langkah lanjutan. “Kita akan melakukan investigasi serius,” katanya.
Wakadivhumas Polri Brigjen Pol Ketut Untung Yoga membantah Densus 88 melakukan pelanggaran HAM. “Semua sudah dilakukan prosedural,” katanya. Ketut merujuk pada penjelasan Kapolri Bambang Hendarso Danuri Jumat (24/09) lalu yang menyebutkan jika Densus menggunakan langkah umum maka akan didahului oleh tersangka teroris.(rdl)
Sedikit menarik menanggapi sepak terjang Densus 88 belakangan ini dan hingga kini ada satu hal yang menarik perhatian saya,yaitu lambang dari densus 88 itu sendiri.Selain lambang Densus yang menggelitik pikiran saya adapun asal muasal dana yang disandang densus,,Kita lihat dulu lambang Densus 88 ya gan,
Dan ini yang membuat saya penasaran :

mata burung hantu diatas dominic..burung hantu? kenapa mesti burung hantu? Karena Burung hantu merupakan simbol kebijaksanaan bagi kaum illuminati, dia bisa melihat dan mengawasi dalam gelap sementara kita tidak, intinya gerak gerik kita akan selalu “dimonitor” oleh mereka simbol perkumpulan Bohemian grove adalah Burung Hantu. anggotanya bohemian grove juga bukan sembarang orang.mereka bisa dari kalangan pejabat militer, pebisnis tajir sampe presiden2 kaya richard nixon, ronald reagan, bill clinton, Si bush.  (illuminati)
Kenapa Densus 88 memilih lambang yang sudah jelas merupakan salah satu lambang Illuminati??
Adakah hubungannya dengan asal usul dana yang menyokong Densus 88???
Dari info yang saya dapat di mbah google diketahui bahwa kenapa Densus 88 memilih burung hantu sebagai lambangnya,yaitu sebagai berikut :
Burung hantu dengan kemampuan penglihatan yang tajam, pendengaran yang kuat karena “radar” yang ada pada wajahnya, kemampuan bergerak tanpa bersuara di malam hari, dan kecepatan terbang yang tinggi akan memburu tikus (yang dimanapun selalu mengganggu dan merusak) kemanapun bersembunyi secara cepat dan akurat. Tikus dapat diartikan sebagai teroris yang selalu mengganggu umat manusia. Kemampuan burung hantu tersebut dapat melambangkan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat bergerak dengan sangat rahasia digunakan sebagai logo Detasemen Khusus 88 Anti Teror untuk memburu teroris kemanapun berada.
Meski Densus 88 memiliki alasan yang cukup masuk akal untuk menggunakan burung hantu sebagai lambang kesatuannya namun itu tidak serta merta menggugurkan pandangan bahwa Densus 88 mempunyai keterkaitan dengan Illuminati.
Namun selayaknya kita cermati mengenai Densus 88 yang konon tidak lepasdari campur tangan Amerika meskipun dibantah oleh oleh polri. ini dia cuplikan yang saya ambil dari wikipedia :
Satuan ini diresmikan oleh Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Firman Gani pada tanggal 26 Agustus 2004. Detasemen 88 yang awalnya beranggotakan 75 orang ini dipimpin oleh Ajun Komisaris Besar Polisi Tito Karnavian yang pernah mendapat pelatihan di beberapa negara.
Densus 88 dibentuk dengan Skep Kapolri No. 30/VI/2003 tertanggal 20 Juni 2003, untuk melaksanakan Undang-undang No. 15 Tahun 2003 tentang penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, yaitu dengan kewenangan melakukan penangkapan dengan bukti awal yang dapat berasal dari laporan intelijen manapun, selama 7 x 24 jam (sesuai pasal 26 & 28). Undang-undang tersebut populer di dunia sebagai “Anti Teror Act”.
Angka 88 berasal dari kata ATA (Anti Terror Act), yang jika dilafalkan dalam bahasa Inggris berbunyi Ei Ti Ekt. Pelafalan ini kedengaran seperti Eighty Eight (88). Jadi arti angka 88 bukan seperti yang selama ini beredar bahwa 88 adalah representasi dari jumlah korban bom bali terbanyak (88 orang dari Australia), juga bukan pula representasi dari borgol.
Pasukan khusus ini dibiayai oleh pemerintah Amerika Serikat melalui bagian Jasa Keamanan Diplomatik (Diplomatic Security Service) Departemen Luar Negeri AS dan dilatih langsung oleh instruktur dari CIA, FBI, dan U.S. Secret Service. Kebanyakan staf pengajarnya adalah bekas anggota pasukan khusus AS.Informasi yang bersumber dari FEER pada tahun 2003 ini dibantah oleh Kepala Bidang Penerangan Umum (Kabidpenum) Divisi Humas Polri, Kombes Zainuri Lubis, dan Kapolri Jenderal Pol Da’i Bachtiar.  Sekalipun demikian, terdapat bantuan signifikan dari pemerintah Amerika Serikat dan Australia dalam pembentukan dan operasional Detasemen Khusus 88. Pasca pembentukan, Densus 88 dilakukan pula kerjasama dengan beberapa negara lain seperti Inggris dan Jerman. Hal ini dilakukan sejalan dengan UU Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme pasal 43.

Makna Burung Hantu dan Pengikut Lucifer

Bohemian Club (BC) adalah sebuah organisasi bagi orang terkenal dan kaya yang dilangsungkan selama 2 minggu setiap tahunnya. Kelompok rahasia ini, yang tidak mendapat perhatian wartawan, mempunyai patung burung hantu setinggi 40kaki sebagai pusat symbol. Setiap tahunnya, diperkirakan sekitar 1.500 orang menghadiri pertemuan ini. Mereka adalah CEO berpengaruh di dunia, orang-orang pemerintah, finance, industri, dan penguasa media berkumpul untuk mendengarkan pidato, propaganda, jaringan, dan saling membagi agenda. Mereka juga mengadakan upacara Druid-like depan patung, lengkap dengan pakaian, api, mantera dan ritual-ritual lainnya.
Lambang Bohemian Club

Tapi mengapa burung hantu digunakan sebagai symbol – itu kan hanya burung saja?, tiap Negara juga memilik burung nasional yang digunakan pada bendera atau lambang Negara. Dewi iblis Lilith dilambangkan dalam sejarah sebagai burung hantu.
Burung hantu adalah burung yang aktif pada malam hari, menangkap mangsanya dengan cakarnya yang kuat. Burung hantu sendiri juga diasosiasikan dengan kebijaksanaan, buku (menjadi lambang wartawan di amerika), pengetahuan akan occult, shamanisme dan bulan juga sering menjadi rujukan. Burung hantu memiliki ekor pendek, dan tak terdengar bila terbang, seperti pesawat stealth :) . Burung hantu sepertinya ingin tahu akan segala sesuatu tapi mereka akan menunggu dengan tenang hingga waktunya tepat untuk mencapai tujuan mereka (menangkap atau mengalahkan mangsa mereka). Perhatian kita akan lihat dewi Lilith akan menyingkap rahasia dibalik burung hantu Bohemian Grove.
Beberapa mantra digunakan untuk menyembah Lilith dan secara specific berhubungan dengan Aracana. Dua organisasi yang menggunakan Lilith adalah Ordo Antichristianus Illuminati dan Order of Phosphorus. penulis Joshua Seraphim menulis tiga makalah mengenai Lilith dalam tulisan-tulisannya yang berjudul ”Rite of Lilith”, ”Confessionis ex Lilitu dan ”Lamentations of Lilith”.
Foto Aleister Crowley
Lilith muncul sebagai succubus dalam karya Aleister Crowley De Arte Magica. Lilith juga adalah salah satu nama dari anak pertama Crowley yaitu [i]Ma Ahathoor Hecate Sappho Jezebel Lilith Crowley. Yang juga sering di perkenalkan sebagai babilon dalam tulisan Thelemic.
Dalam sebuah upacara Thelemic, berdasarkan tata upacara jerman kuno, mereka mempersembahkan apa yang di sebut Invocation of Lilith ( http://home.comcast.net/~max555/rites/lilith_1.htm) (peringatan: artikel mengandung cara mengeluarkan setan). Dalam tata cara ini, Lilith sangat dihubungkan dengan Burung Hantu.
Lilith dalam mitologi kafir adalah istri pertama Adam. Dia sebagaimana Adam, diciptakan dari tanah. Dalam mitology kafir kuno, Hawa adalah ciptaan setelah Lilith yang diciptakan dari tulang rusuk Adam ketika ia sedang tertidur. Anomaly yang aneh karena setan mau membawa pikirin kita bahwa telah ada wanita pertama yang diciptakan sebelum Hawa.
Dalam legenda semitic, Lilith digambarkan memiliki kebiasaan untuk mengigit Adam dan meminum darahnya. Ia menolak untuk mematuhi Adam dan ingin untuk memiliki kuasa yang lebih. Dan puncak dari kekesalannya, Lilith menghujat Allah, dan kemudian terbang dan di buang ke padang pasir menjadi tempat tinggalnya. Lilith juga digambarkan sebagai ular bersayap dan burung hantu, yang membunuh bayi, dan juga menyiksa laki-laki yang tidur sendirian pada malam hari – asal dari seccubus.
Dalam mitologi modern, Lilith telah menjadi sebuah symbol dari feminisme wanita-wanita independent, yang menolak berada di bawah pengaruh pria. Dia bukan hanya sebuah symbol kekuasan wanita tapi juga symbol utama dari nafsu dalam wujud wanita. Dia juga merupakan symbol dari kematian. sumber ( http://home.comcast.net/~max555/rites/lilith_1.htm)
Apakah sempat terbaca oleh anda.. ”Lilith digambarkan sebagai ular bersayap atau juga suara burung hantu yang MEMBUNUH BAYI’
Pemimpin Ritual Bohemian Grove Sedang mengorbankan Manusia di Iringi Teriakan Kasakitan Melalui Pengeras Suara Agar Dapat Didengar Oleh Semua Yang Hadir.
Tahun 2006 sebuah karya occult oleh Donald Tyson (salah satu yang terlibat dalam upacara), yang berjudul Liber Lilith memberikan detail mengenai rahasia kosmologi dari ’Mother Of Harlots’ dan ’Spawn of all nightbreed monster Lilith. buku ini diselamatkan dari perpustakaan Dr. Dee di Mortlake pada tahun 1580an.
Sebaimana LIlith adalah dewi iblis Bohemian Grove, demikian juga dengan Baphomet(anak dari Lucifer dan Lilith) dewa iblis bagi Freemansory.
Dapatkah anda melihat bagaimana Freemansory dan Bohemian Grove saling berhubungan?
Dalam dunia modern Luciferianisme, Lilith lebih dianggap sebagai pendamping Lucifer yang diperkenalkan dalam figure babilon. Lilith diciptakan dari Lumpur dan debu, yang juga dikenal dengan nama Queen of Sucubi. Ketika Lilith dan Lucifer berjinah, ia melahirkan seorang anak androgynous (memilik karakter pria dan wanita/hemaprodit) yang di panggil “Baphomet” (http://en.wikipedia.org/wiki/Baphomet) atau juga “Goat of Mendes”. Juga dikenal dalam kalangan Luciferianism sebagai ”God of Witches”.
sumber (http://www.luciferian.org/index.php?col=modluc)
Apakah yang anda pikirkan sekarang ??? Begitu kuatkah pengaruh Illuminati melalui negara boneka nya,yaitu Amerika???atau semuanya cuma kebetulan belaka???
Ada baiknya jika anda sekalian membaca berita yang dilansir oleh eramuslim.com dan abisyakir.wordpress.com.
berikut kutipannya ::

Gaya ‘Koboi’ Densus 88

Senin, 17/05/2010 14:11 WIB
Seperti sebuah ritual rutin, tiap menjelang kunjungan pejabat tinggi Amerika ke Indonesia, atau ada isu besar skandal pejabat negara, selalu saja muncul isu perburuan terorisme oleh Densus 88. Pola ini bisa disimak publik dalam beberapa aksi perburuan terorisme  tahun-tahun terakhir ini.
Perburuan terhadap pelaku terorisme, terutama para pelaku yang dianggap tokoh, selalu saja berujung pada tembak mati. Selain ada potensi pelanggaran Hak Asasi Manusia, pola ini justru memunculkan tanda tanya tersendiri. Ada apa di balik operasi tembak mati?
Jika polisi memang ingin memberantas jaringan terorisme, kenapa sang tokoh tidak ditangkap hidup-hidup? Bukankah tembak mati justru memutus aliran informasi tentang jaringan mereka?
Hal inilah yang disampaikan Anggota Komisi Hukum DPR dari FPKS, Nasir Jamil. Menurutnya, tindakan polisi menembak mati orang yang diduga teroris justru memutus aliran informasi terorisme.
Selain itu, masih menurut Nasir Jamil, tindakan polisi tersebut bisa memunculkan semangat lahirnya terorisme baru. “Ini seperti di Aceh. Ketika pemerintah membunuh GAM, justru lebih banyak GAM bermunculan,” ucap anggota DPR dari Aceh ini.
Dari segi pelanggaran HAM, aksi koboi Densus 88 ini juga memunculkan teror baru untuk keluarga korban. Padahal, mereka yang diburu sebagai teroris, belum tentu sebagai pelaku teroris. Karena proses peradilan terhadap mereka belum terjadi.
Komisioner Komnas HAM, Syafrudin Ngulma Simeulue mengatakan bahwa aksi Densus 88 Anti Teror justru memunculkan teror baru. “Tindakan Densus 88 sudah kebablasan. Tindakan brutal Densus 88 sudah merampas hak hidup warga negara dan hilangnya hak atas rasa aman dalam masyarakat,” tegasnya.
Menurut mantan Ketua PBNU, KH Hasyim Muzadi, polisi arogan dengan menembak mati para teroris. “Amerika Serikat saja sudah mengubah caranya menangani teroris menjadi lebih manusiawi. Indonesia malah memburuk,” ujarnya.
Hal senada juga diucapkan Ketua Majelis Ulama Jatim, KH Abdushomad. Menurutnya, Polri kerap menyebut para tersangka teroris dengan sebutan ustadz. “Kalau selalu menggunakan sebutan ustadz, atau istilah Islam lainnya, seakan-akan Islam sengaja diseret-seret terus kedalam isu terorisme,” ucapnya.
Sementara itu, seperti dikutip banyak media, Kapolri menjelaskan bahwa tembak mati terhadap pelaku terorisme karena terorisme mempunyai prinsip lebih baik mati daripada tertangkap hidup.
Dan ini kutipan dari  abisyakir.wordpress.com. :

Densus 88 Menghina Islam

Bismillahirrahmaanirrahiim.
Sejak lama kita telah mengingatkan Ummat Islam bahaya aksi-aksi Densus 88. Hal ini sudah diingatkan berkali-kali, di berbagai media, termasuk di blog ini. Densus 88 sudah benar-benar membabi-buta dalam menjalankan wewenangnya untuk memberantas terorisme.
Bukan berarti kita tidak setuju dengan pemberantasan pelaku teror yang membuat onar di tengah masyarakat. Tetapi masalahnya: SATU, isu terorisme itu sendiri penuh rekayasa, bukan seperti kejadian teror yang benar-benar murni teror. DUA, banyak orang yang tidak bersalah, tidak tahu-menahu, atau baru sebatas dicurigai, telah menjadi korban pemberantasan terorisme yang membabi-buta. Pelaku terornya sendiri tetap aman, sementara kaum Muslim yang tidak berdosa menjadi korban.
Densus 88: “Membunuhi Orang Shalat, dengan Biaya APBN.”
TIGA, pemberantasan terorisme ini telah ditunggangi oleh semangat kebencian terhadap Islam, oleh sekumpulan anggota Polri dari unsur non Muslim, yang diasuh oleh Gorries Mere, selaku Ketua BNN. Menurut FUI, di tubuh Polri ada sebuah kelompok kecil beranggota 40-an orang, non Muslim semua, yang kerap beraksi membunuhi pemuda-pemuda Islam yang belum jelas kesalahannya di mata hukum. Pasukan itu kerap berlindung di balik nama Densus 88 untuk menghancurkan kehidupan pemuda-pemuda Islam tak bersalah dan keluarga mereka.
Kini terjadilah apa yang terjadi… Densus 88 dengan dukungan penuh Polri, mereka menembaki manusia yang sedang Shalat Maghrib. Katanya, orang-orang itu sedang memegang senjata, sedang hendak menyerang aparat keamanan. Padahal mereka ditembaki saat Shalat Maghrib di rumah. Betapa kejinya pernyataan -manusia terkutuk- Bambang Hendarso yang memfitnah manusia-manusia itu. Bahkan Yuki Wantoro, yang tidak tahu apa-apa tentang Perampokan Bank CIMB ikut difitnah juga, dan terbunuh disana. Masya Allah, mana lagi ada kebiadaban yang lebih keji dari itu? (Maka tidak berlebihan jika dikatakan, banyak dari pejabat-pejabat negara kita selama ini, bukan merupakan golongan manusia, tetapi golongan syaitan yang keji).
Sebenarnya, saat Densus 88 menangkap Ustadz Abu Bakar Ba’asyir di Banjar ketika itu, memecahkan mobil, membekuk sopir dan laki-laki dalam mobil itu, menangkap kaum wanita, bahwa menghardik Ustadz Abu Bakar dengan ucapan, “Kutembak kamu!” Ini adalah pelecehan, penghinaan, penistaan besar terhadap Islam dan kaum Muslimin.
Dan kini terjadi lagi penistaan yang lebih biadab. Orang-orang sedang shalat ditembaki, beberapa dibunuh. Ustadz Khairul Ghazali dibatalkan shalatnya, lalu dijatuhkan, dan diinjak-injak pula. Allahu Akbar, mana lagi kezhaliman yang lebih besar dari kekejian manusia-manusia syaitan ini? Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!
Wahai kaum Muslimin, kami sudah lama mengingatkan Anda akan masalah ini. Sudah sering kami mengingatkan Anda, termasuk kami tidak peduli dengan nasib kami sendiri. Kami ingatkan bahaya besar kesewenang-wenangan seperti ini. Tetapi Anda sepertinya hanya menganggap biasa-biasa saja.
Al Qur’an dihina oleh Gusdur, Anda diam. Dakwah dan aktivis Islam terus-menerus difitnah oleh Kapolri dan jajarannya, Anda juga diam. Ustadz Ba’asyir ditangkap dengan cara-cara yang keji, Anda diam. Kini Densus 88 menyerang orang sedang shalat, -saya yakin- Anda pun akan diam kembali.
Lalu bagaimana nanti kalau ada yang menginjak-injak Al Qur’an? Bagaimana nanti kalau Nabi Saw dihinakan serendah-rendahnya? Bagaimana kalau ribuan Muslim dimurtadkan? Bagaimana kalau kekayaan kaum Muslimin di negeri ini terus dibawa ke luar negeri? Bagaimana kalau negerimu dihancurkan oleh koruptor-koruptor kelas kakap yang membawa kabur triliunan rupiah uang rakyat? Bagaimana kalau ribuan nasib saudari-saudarimu dilecehkan, dihina, dihukum mati, diperkosa di luar negeri? Anda pun -saya yakin- akan diam juga.
Kalau begitu, apa artinya Anda disebut sebagai Muslim? Apakah Islam sama sekali tidak berharga di mata Anda? Apakah yang paling penting dalam hidup ini adalah pekerjaan, gaji, karier, bisnis, title akademik, popularitas, hubungan seksual dengan wanita, punya anak lucu-lucu, punya aset banyak, diwawancarai media-media massa, terkenal di mata ibu-ibu dan kaum wanita? Apakah yang seperti itu yang Anda anggap paling penting dalam hidup ini? Masya Allah, laa haula wa laa quwwata illa billah.
Kita harus punya rasa malu, wahai Saudaraku! Kita harus punya rasa malu. Malu-lah hidup bemandi kesenangan, sementara keimanan Anda sangat tipis, rasa pembelaan Anda kepada Islam sangat krisis, rasa solidaritas Anda kepada sesama Muslim sangat kecil. Malu-lah, malu-lah, malu-lah, malu-lah, malu-lah…
Rasulullah Saw mengatakan, “Unshur akhaka zha-liman au mazh-luman” (tolonglah saudaramu yang zhalim dan terzhalimi). Maksud menolong saudara yang zhalim, ialah mencegah dia dari perbuatan zhalim itu.
Densus 88 atau Polri selama ini telah amat sangat sering menzhalimi pemuda-pemuda Islam. Begitu enaknya mereka menuduh orang lain sebagai teroris, atas dasar persepsi sendiri, atas dasar segala bentuk rekayasa. Tidak terhitung, betapa banyaknya keluarga Muslim, isteri-isteri, dan anak-anak mereka teraniaya karena tuduhan sebagai bagian komplotan teroris. Tetapi kita sendiri selama ini tidak ada niatan untuk menghentikan semua kezhaliman itu. Kita biarkan saja selama ini Densus 88, Bambang Hendarso -semoga Allah melaknat dia dan keluarganya-, Polri, TVOne dan MetroTV, terus-menerus menzhalimi kita semua. Betapa banyak orang-orang tak bersalah menjadi korban semua rekayasa terorisme ini.
Di Amerika sendiri, yang disebut sebagai boss-nya perang anti terorisme, mereka sudah mengendurkan ketegangan seputar isu terorisme ini. Padahal mereka telah kehilangan WTC, ribuan manusia tewas, miliaran dollar aset ekonomi hancur (yang tentu saja, peledakan WTC itu bukan dilakukan oleh Usamah Cs). Sedangkan di Indonesia, isu terorisme menjadi “penyakit menular” yang tidak sembuh-sembuh sejak lama.
Kita harus berusaha mengakhiri semua kezhaliman ini. Jangan lagi ada kaum Muslimin yang teraniaya secara sewenang-wenang. Rasulullah Saw mengingatkan, “Fattaqu zhulma, fa inna zhulma zhulumatun fid dunya wal akhirah” (takutlah kalian akan kezhaliman, sebab kezhaliman itu merupakan kegelapan di dunia dan akhirat). Kurang lebih seperti itu kata Nabi (mohon maaf bila ada lafadz yang tidak tepat).
Kalau sekarang anak buah Gorries Mere bisa membunuhi manusia saat sedang shalat. Suatu saat, mereka akan menembaki orang-orang yang sedang shalat jamaah di masjid. Suatu saat, mereka akan memerangi Islam dan kaum Muslimin, atas nama “perang melawan terorisme”. Adapun orang-orang terlaknat seperti Bambang Hendarso dan sejenisnya, mereka akan sangat mudah mencarikan dalil untuk melegalkan perang atas Islam ini. Mereka akan mencari dalil-dalil agar pemuda-pemuda bisa terus diperangi, dengan biaya APBN.
Aku telah mengingatkanmu, wahai Saudaraku! Inilah sebatas tanggung-jawab yang mampu kupikul. Selebihnya adalah tanggung-jawab Anda sendiri sebagai seorang Muslim yang masih menghargai agamanya. Bila agama itu sudah tak berharga di mata Anda, silakan lakukan apapun yang Anda sukai!
Ya Allah, ya Rahiim, ya Aziz, ya Ghafurr…kasihilah kami, sayangilah kami, sayangilah Ummat Muhammad ini. Bila Engkau tidak menolong kami dalam menolak kezhaliman manusia-manusia berhati syaitan, tentulah kami akan semakin tercerai-berai, agama-Mu semakin ternista, pemuda-pemuda kami akan terus teraniaya, wanita-wanita kami dan anak-anak kami, akan terus dicekam ketakutan, orangtua-orangtua kami akan menangis tidak berdaya. Ya Rahiim ya Aziz, tolonglah kami ya Allah, lindungi kami ya Mannan, belalah kami ya Jabbar.
Amin Allahumma amin. Wa shallallah ‘ala Rasulillah Muhammad wa ‘ala alihi wa ashabihi ajma’in. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamiin.
Waskito.
Sekarang terserah anda semua mau berpikir bagaimana dan apa mengenai Densus 88 namun yang jelas penghinaan yang dilakukan Densus 88 terhadap umat islam tidak bisa ditolerir begitu saja.

Dinasti Saudi: Dari Mana Asal Mereka? dan Siapa Sesungguhnya Nenek-Moyangnya?

Penelitian dan pemaparan Mohammad Sakher:
Setelah menemukan fakta-fakta di bawah ini, Rejim Saudi memerintahkan untuk membunuhnya.
Raja Saud-1957
Apakah anggota keluarga Saudi berasal dari Suku Anza bin Wa’il seperti pengakuannya?
Apakah agama mereka Islam?
Apakah mereka asli Bangsa Arab?
Di Najd, pada tahun 851 H serombongan bani Al-Masalikh, keturunan Suku Anza, membentuk sebuah kafilah dipimpin oleh Sahmi bin Hathlul, ditugaskan untuk membeli bahan makanan, biji-bijian gandum dan jagung ke Iraq. Ketika sampai di Bashra, mereka langsung menuju ke sebuah toko pakan yang pemiliknya seorang Yahudi bernama Mordakhai bin Ibrahim bin Moshe. Ketika sedang berlangsung tawar-menawar, Yahudi si pemilik toko bertanya kepada mereka: “Berasal dari suku manakah Anda?”. Mereka menjawab: “Kami berasal dari Bani Anza”, salah satu Suku Al-Masalikh”. Mendengar nama suku itu disebut,
orang Yahudi itu memeluk mereka dengan mesra sambil mengatakan bahwa dirinya juga berasal dari Suku Al-Masalikh, namun menetap di Bashra, Iraq karena permusuhan keluarga antara ayahnya dengan anggota Suku Anza lainnya.
Setelah Mordakhai bin Ibrahim bin Moshe mengatakan kepada mereka ceritera yang direkayasa mengenai dirinya, dia kemudian memerintahkan kepada pembantunya untuk menaikkan barang-barang belanjaan kafilah itu ke atas Unta-unta mereka. Sikap Mordakhai bin Ibrahim bin Moshe yang dinilai baik dan tulus itu membuat kagum rombongan bani Masalikh dan sekaligus menimbulkan kebanggaan mereka karena bertemu saudara sesama suku di Iraq – dimana mereka mendapatkan bahan makanan yang sangat mereka perlukan, mereka percaya kepada setiap kata yang diucapkan Mordakhai bin Ibrahim bin Moshe, karena dia seorang pedagang kaya komoditi pakan, mereka menyukai Mordakhai bin Ibrahim bin Moshe (walaupun sebenarnya dia bukan orang Arab dari suku Al-Masalikh, tapi seorang Yahudi yang berpura-pura)
Saat kafilah sudah siap akan kembali ke Najd, pedagang orang Yahudi itu meminta ijin menumpang dengan mereka pergi ke tempat asalnya, Najd. Permintaan pedagang Yahudi itu diterima dengan senang hati oleh rombongan bani Al-Masalikh.
Akhirnya Mordakhai bin Ibrahim bin Moshe sampai di Najd. Di Najd ia mulai menyebarluaskan propaganda dirinya dibantu beberapa orang dari bani Al-Masalikh yang baru tiba bersama-’sama dia dari Bashra. Propagandanya berhasil, sejumlah orang mendukungnya, tetapi ditentang oleh yang lain dipimpin oleh Shaikh Saleh Salman Abdullah Al-Tamimi, ulama di kota Al-Qasim, yang wilayah dakwahnya meliputi Najd, Yaman dan Hijaz. Ia mengusir Mordakhai bin Ibrahim bin Moshe ( nenek moyang Keluarga Saudi yang saat ini berkuasa ) dari kota Al-Qasim ke kota Al-Ihsa, di sana ia mengganti namanya menjadi Markhan bin Ibrahim Musa . Kemudian dia pindah ke daerah Dir´iya dekat Al-Qatif. Di daerah ini dia mulai menyebarkan ceritera rekayasa kepada penduduk mengenai Perisai Nabi Muhammad Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam yang dirampas sebagai rampasan perang oleh orang musyrik Arab sewaktu Perang Uhud. Perisai itu kemudian dijual oleh orang musyrik Arab kepada Suku Yahudi Bani Qunaiqa dan menyimpannya sebagai koleksi barang berharga. Perlahan tapi pasti, Markhan bin Ibrahim Musa menanamkan pengaruhnya di antara orang-orang Badui melalui ceritera fiktif yang hal ini memberitahu kita bagaimana berpengaruhnya suku-suku Yahudi di Arab dengan menempati kedudukan terhormat. Dia menjadi orang penting diantara suku Badui dan memutuskan untuk tetap tinggal di kota Dir´iya, dekat Al-Qatif kemudian memutuskan menjadikannya sebagai ibukota di Teluk Persia. Ia bercita-cita menjadikan kota itu sebagai batu loncatan untuk membangun kerajaan Yahudi di Tanah Arab.
Dalam rangka memenuhi ambisisnya, dia mulai mendekati dan mempengaruhi suku Arab Badui padang pasir untuk mendukung posisinya, kemudian menobatkan dirinya sebagai raja mereka.
Pada saat yang genting ini, Suku Ajaman bersama-sama dengan Suku Bani Khalid mencium bahaya Yahudi licik ini dan sangat mengkhawatirkan rencana jahatnya, karena dia telah dapat mengukuhkan identitasnya sebagai orang Arab. Mereka sepakat untuk menghentikannya, kemudian menyerang kota Dar’iya dan berhasil menaklukannya, tetapi sebelum menawan Markhan bin Ibrahim Musa, dia melarikan diri.
Dalam pelariannya, Yahudi nenek moyang Keluarga Saudi (Mordakhai) mencari perlindungan di sebuah perkebunan Al-Malibiid-Ghusaiba dekat Al-Arid, milik orang Arab. Sekarang kota itu bernama Al-Riyadh.
Mordakhai meminta perlindungan politik kepada pemilik perkebunan. Pemiliknya yang ramah itu kemudian segera memberikan tempat perlindungan. Namun belum juga sampai sebulan dia tinggal di perkebunan itu, Mordakhai membunuh pemilik beserta anggota keluarganya, kemudian mengarang ceritera bahwa mereka dibunuh oleh perampok. Dia juga mengaku telah membeli real estate dari pemiliknya sebelum kejadian tragis itu. Maka tinggallah dia disana sebagai pemilik tanah yang baru, kemudian daerah itu diberi nama baru Al-Di’riya, nama yang sama dengan tempat sebelumnya yang ia tinggalkan.
Yahudi nenek moyang Keluarga Saudi (Mordakhai) segera membangun sebuah “Guest House” yang disebutnya “Madaffa” di atas tanah yang direbut dari korbannya. Kemudian berkumpullah disekelilinya kelompok munafik yang mulai menyebarkan propaganda bohong bahwa Mordakhai adalah seorang Seikh Arab terkemuka. Mereka merencanakan membunuh Sheikh Saleh Salman Abdullah Al-Tamimi, musuh bebuyutan Mordakhai dan berhasil membunuhnya di sebuah mesjid di kota Al-Zalafi.
Mordakhai puas telah berhasil membunuh Sheikh Saleh Salman Abdullah Al- Tamimi, kemudian menjadikan Al-Dir’iya sebagai tempat tinggalnya. Di Al-Dir’iya dia berpoligami dan beranak’pinak, anak-anaknya diberi nama asli Arab.
Sejak saat itu keturunan dan kekuasaan mereka tumbuh berkembang di bawah nama Suku Saudi, mereka juga mengikuti jejak Mordakhai dan kegiatannya dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi serta berkonspirasi melawan bangsa Arab. Secara ilegal mereka menguasai daerah pedalaman dan tanah-tanah perkebunan, membunuh setiap orang yang mencoba menghalangi rencana jahat mereka. Untuk mempengaruhi penduduk di wilayah itu, mereka menggunakan segala macam jenis tipu daya untuk mencapai tujuannya: mereka suap orang-orang yang tidak sefaham dengan uang dan perempuan. Mereka suap penulis sejarah untuk menuliskan biografi sejarah keluarganya yang bersih dari kejahatan, dibuatkannya silsilah keluarga bersambung kepada Suku Arab terhormat seperti Rabi’?, Anza dan Al-Masalikh.
Seorang munafik zaman kiwari bernama Mohammad Amin Al-Tamimi – Direktur/Manager Perpustakaan Kontemporer Kerajaan Saudi, menyusun garis keturunan (Family Tree) untuk Keluarga Yahudi ini (Keluarga Saudi), menghubungkan garis keturunan mereka kepada Nabi Muhammad Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam . Sebagai imbalan pekerjaannnya itu, ia menerima imbalan sebesar 35.000 (Tiga Puluh Lima Ribu) Pound Mesir dari Duta Besar Saudi Arabia di Kairo pada tahun 1362 H atau 1943 M. Nama Duta Besar Saudi Arabia itu adalah Ibrahim Al-Fadel.
Seperti disebutkan di atas, Yahudi nenek moyang Keluarga Saudi (Mordakhai), yang berpoligami dengan wanita-wanita Arab melahirkan banyak anak, saat ini pola poligami Mordakhai dilanjutkan oleh keturunannya, dan mereka bertaut kepada warisan perkawinan itu.
Salah seorang anak Mordakhai bernama Al-Maqaran, (Yahudi: Mack-Ren) mempunyai anak bernama Muhammad, dan anak yang lainnya bernama Saud, dari keturunan Saud inilah Dinasti Saudi saat ini.
Keturunan Saud (Keluarga Saud) memulai melakukan kampanye pembunuhan pimpinan terkemuka suku-suku Arab dengan dalih mereka murtad, mengkhianati agama Islam, meninggalkan ajaran-ajaran Al-Quran, dan keluarga Saud membantai mereka atas nama Islam.
Di dalam buku sejarah Keluarga Saudi halaman 98-101, penulis pribadi sejarah keluarga Saudi menyatakan bahwa Dinasti Saudi menganggap semua penduduk Najd menghina tuhan, oleh karena itu darah mereka halal, harta-bendanya dirampas, wanita-wanitanya dijadikan selir, tidak seorang islampun dianggap benar, kecuali pengikut sekte Muhammad bin Abdul Wahhab (yang aslinya juga keturunan Yahudi Turki). Doktrin Wahhabi memberikan otoritas kepada Keluarga Saudi untuk menghancurkan perkampungan dan penduduknya, termasuk anak-anak dan memperkosa wanitanya, menusuk perut wanita hamil, memotong tangan anak-anak, kemudian membakarnya. Selanjutnya mereka diberikan kewenangan dengan Ajarannya yang Kejam ( Brutal Doctrin ) untuk merampas semua harta kekayaan milik orang yang dianggapnya telah menyimpang dari ajaran agama karena tidak mengikuti ajaran Wahhabi.
Keluarga Yahudi yang jahat dan mengerikan ini melakukan segala jenis kekejaman atas nama sekte agama palsu mereka (sekte Wahhabi) yang sebenarnya diciptakan oleh seorang Yahudi untuk menaburkan benih-benih teror di dalam hati penduduk di kota-kota dan desa-desa. Pada tahun 1163 H, Dinasti Yahudi ini mengganti nama Semenanjung Arabia dengan nama keluarga mereka, menjadi Saudi Arabia, seolah-olah seluruh wilayah itu milik pribadi mereka, dan penduduknya sebagai bujang atau budak mereka, bekerja keras siang dan malam untuk kesenangan tuannya, yaitu Keluarga Saudi.
Mereka dengan sepenuhnya menguasai kekayaan alam negeri itu seperti miliknya pribadi. Bila ada rakyat biasa mengemukakan0 (sembilan pukuh) Suite rooms di Grand Hotel dengan harga $1 juta semalamnya. Dapatkah kita memberikan komentar terhadap pemborosan yang dilakukan keluarga kerajaan seperti itu, yang pantas adalah: Dihukum pancung di lapangan terbuka.
- Pada tahun 1960′an, pemancar radio “Sawt Al-Arab” di Kairo, Mesir, dan pemancar radio di Sana’a, Yaman, membuktikan bahwa nenek moyang Keluarga Saudi adalah Yahudi.
Kesaksian bahwa nenek moyang Keluarga Saudi adalah Yahudi:
- Raja Faisal Al-Saud tidak bisa menyanggah bahwa keluarganya adalah keluarga Yahudi ketika memberitahukan kepada the WASHINGTON POST pada tanggal 17 September 1969, dengan menyatakan bahwa: “Kami, Keluarga Saudi, adalah keluarga Yahudi: Kami sepenuhnya tidak setuju dengan setiap penguasa Arab atau Islam yang memperlihatkan permusuhannya kepada Yahudi, sebaliknya kita harus tinggal bersama mereka dengan damai. Negeri kami, Saudi Arabia merupakan sumber awal Yahudi dan nenek-moyangnya, dari sana menyebar ke seluruh dunia”. Itulah pernyataan Raja Faisal Al-Saud bin Abdul Aziz.
Hafb, kakekku, Saud Awal, menceriterakan saat menawez Wahbi, Penasihat Hukum Keluarga Kerajaan Saudi menyebutkan di dalam bukunya yang berjudul “Semenanjung Arabia” bahwa Raja Abdul Aziz yang mati tahun 1953 mengatakan: “Pesan Kami (Pesan Saudi) dalam menghadapi oposisi dari Suku-suku Araan sejumlah Shaikh dari Suku Mathir, dan ketika kelompok lain dari suku yang sama datang untuk menengahi dan meminta membebaskan semua tawanannya, Saud Awal memberikan perintah kepada orang-orangnya untuk memenggal kepala semua tawanannya, kemudian mempermalukan dan menurunkan nyali para penengah dengan cara mengundang mereka ke jamuan makan, makanan yang dihidangkan adalah daging manusia yang sudah dimasak, potongan kepala tawanan diletakkannya di atas piring. Para penengah menjadi terkejut dan menolak untuk makan daging saudara mereka sendiri, karena mereka menolak untuk memakannya, Saud Awal memerintahkan memenggal kepala mereka juga. Itulah kejahatan yang sangat mengerikan yang telah dilakukan oleh orang yang mengaku dirinya sendiri sebagai raja kepada rakyat yang tidak berdosa, kesalahan mereka karena menentang terhadap kebengisannya dan memerintah dengan sewenang-wenang.
Hafez Wahbi selanjutnya menyatakan bahwa, berkaitan dengan kisah nyata berdarah yang menimpa Shaikh suku Mathir, dan sekelompok suku Mathir yang mengunjunginya dalam rangka meminta pembebasan pimpinan mereka yang menjadi tawanan Raja Abdul Aziz Al-Saud bernama Faisal Al-Darwis. Diceriterakannya kisah itu kepada utusan suku Mathir dengan maksud mencegah agar mereka tidak meminta pembebasan pimpinan mereka, bila tidak, mereka akan diperlakukan sama. Dia bunuh Shaikh Faisal Darwis dan darahnya dipakai untuk berwudlu sebelum dia shalat. (melaksanakan ajaran menyimpang Wahhabi). Kesalahan Faisal Darwis waktu itu karena dia mengkritik Raja Abul Aziz Al-Saud, ketika raja menandatangani dokumen yang disiapkan penguasa Inggris pada tahun 1922 sebagai pernyataan memberikan Palestina kepada Yahudi, tandatangannya dibubuhkan dalam sebuah konferensi di Al-Qir tahun 1922.
Sistem rejim Keluarga Yahudi (Keluarga Saudi) dulu dan sekarang masih tetap sama: Tujuan-tujuannya adalah: merampas kekayaan negara, merampok, memalsukan, melakukan semua jenis kekejaman, ketidakadilan, penghujatan dan penghinaan, yang kesemuanya itu dilaksanakan sesuai dengan ajarannya Sekte Wahhabi yang membolehkan memenggal kepala orang yang menentang ajarannya.

Bagaimana Globalis Menciptakan Terorisme Untuk Menghancurkan Islam Dan Menjustifikasi Negara Dunia

Menurut prinsip dialektik Hegel. Pendukung Global telah menciptakan dua kekuatan yang saling bertentangan, “Demokrasi-Liberal” Barat, melawan Terorisme, atau “politik Islam”, mereka memaksa kita untuk menerima alternatif akhir, sebuah Tatanan Dunia Baru.
Barat dan Islam telah lama mengalami masa keserasian, namun sejarah ini telah dikesampingkan untuk membantu mitos “Benturan Kebudayaan” Dalam rangka membakar sentimen Barat melawan Islam. Perhatian kita pusatkan kepada sosok fanatik Wahhabisme, dan lebih spesifik lagi, terhadap seorang exponen paling notorius, yaitu Osama bin Laden.
Sebagaimana diuraikan didalam sebuah tulisan yang bagus oleh Peter Goodgame, The Globalists and the Islamists,, Globalis berperan dalam membentuk dan membiayai semua organisasi teroris abad ke-20, termasuk Ikhwanul Muslimin di Mesir, Hamas di Palestina dan Mujahidin Afghanistan. Akan tetapi sejarah bermuka dua Globalis dapat dilihat jauh ke masa lalu, yaitu pada abad ke-18 ketika Freemasonry Inggris menciptakan dan menyusupupi sekte Wahhabi di Saudi Arabia, yang diperalat untuk mencapai tujuan imperialis Inggris.
Seorang mata-mata Inggris bernama Hempher bertanggungjawab dalam membentuk ajaran ekstrim Wahhabisme, hal ini disebutkan dalam sebuah karya tulis Turki Mir’at al-Haramain, oleh Ayyub Sabri Pasha antara tahun 1933-1938. Politik Inggris di wilayah jajahan sering menciptakan aliran yang menyimpang, hal ini dilakukan dalam rangka Memecah-belah dan Menaklukan Turki ustmani, seperti pembentukkan sekte Islam Ahmadiyyahdi India dalam abad ke-19.
Rincian konspirasi ini diuraikan di dalam sebuah dokumen yang kurang dikenal dengan nama The Memoirs of Mr. Hempher diterbitkan dalam bentuk serial (episode) di surat kabar Jerman, der Spiegel , dan kemudian diterbitkan juga di dalam surat kabar terkenal Perancis. Seorang dokter bangsa Libanon menterjemahkan dokumen tersebut ke dalam bahasa Arab, dari bahasa Arab dialih-bahasakan kedalam bahasa Inggris dan beberapa bahasa lainnya.
Dokumen itu merupakan laporan pertanggungjawaban misi Hempher kepada pemerintah Inggris, yang telah menugaskannya ke Timur Tengah untuk menemukan cara-cara bagaimana meruntuhkan Kekaisaran Turki. Diantara rencana jahat Inggris yang dipromosikan Hempher adalah rasialisme, nasionalisme, alkohol, perjudian, pelacuran dan mengupayakan wanita Islam menanggalkan pakaian jilbabnya.
Untuk memahami jenis fanatisme yang ditanamkan kedalam ajaran Wahhabisme, pertama-tama penting untuk diketahui bahwa Islam, tanpa melihat suku dan kebangsaannya, menganggap semua orang Islam sebagai saudara se-Iman. Membunuh sesama muslim dilarang keras.
Akan tetapi, sebagai bagian dari siasat Memecah-belah dan Menaklukan, Inggris harus mengadu-domba Arab Islam melawan saudaranya bangsa Turki. Cara satu-satunya untuk melakukan hal tersebut adalah dengan menemukan celah di dalam hukum Islam yang dapat dimanfaatkan, yang dengan itu orang-orang Arab dapat menyatakan Turki sebagai orang yang murtad.
Abdul Wahhab diperalat Inggris agar dapat menyampaikan gagasan jahatnya kepada orang Islam di Semenanjung Arab. Wahhab melaksanakan ide Inggris dengan menghasut para ulama bahwa saudara mereka bangsa Turki telah murtad, oleh karenanya dibolehkan untuk dinunuh bila menolak pembaharuan Islam yang dilakukan Abdul Wahhab, termasuk seluruh dunia Islam yang menolak, memperbudak wanita dan anak-anaknya, kecuali sebagian kecil para pengikutnya yang sesat.
Gerakan Wahhabi tidak berarti tanpa adanya kesetiaan keluarga Saudi, keturunan pedagang Yahudi dari Iraq (were descended from Jewish merchants from Iraq). Para ahli fiqih waktu itu memberikan label kepada Wahhabi sebagai pelaku bid’ah dan mengecam sikap fanatik dan tidak toleran. Meskipun demikian, Wahhabi tetap mempertahankan keyakinannya dengan tidak pandang bulu. melakukan pembantaian terhadap orang Islam dan non-Islam. Kemudian Wahhabi mulai menghancurkan tempat-tempat yang dianggap keramat dan pekuburan umum, mereka mencuri peninggalan Nabi, termasuk Al-Qur’an, karya seni dan barang-barang berupa hadiah yang tak ternilai harganya milik kota yang dikirim ribuan tahun lalu.
Sultan Turki menghentikan perlawanan Wahhabi pertama pada tahun 1818, namun sekte Wahhabi bangkit kembali di bawah pimpinan Saud al-Faisal I. Walaupun tidak kuat, gerakan Wahhabi kemudian bangkit lagi, namun ditumpas lagi oleh Sultan Turki pada akhir abad ke-19.
Setelah Perang Dunia I, bekas wilayah Kekaisaran Turki dipecah-pecah menjadi beberapa wilayah pemerintahan boneka. Untuk membantu meruntuhkan kekuasaan di wilayah itu, Ibnu Saud diberi hadiah oleh Inggris dengan membentuk Kerajaan Saudi Arabia pada tahun 1932. Setahun kemudian, Kerajaan Saudi memberikan konsesi minyak kepada California Arabian Standard Oil Company (Casoc, sekarang bernama CHEVRON), yang dikepalai oleh orang kepercayaan Rothschild, dan pimpinan keluarga Illuminati di Amerika, yaitu Rockefeller. Sejak saat itu, Saudi Arabia menjadi sekutu terpenting Barat di Timur Tengah, bukan hanya sekedar memberikan akses kepada cadangan minyak yang melimpah, tapi juga dalam rangka melemahkan perlawanan Arab terhadap Israel . Kemunafikan penguasa Saudi terlihat jelas dengan menindas secara brutal pihak yang berbeda pandangannya dengan penguasa. Aspek penting lainnya adalah mencegah dan menghalangi para ulama berbicara politik mengkritik rejim penguasa.
Di dalam buku The Two Faces of Islam Stephen Schwartz menulis, : Hawa nafsu mereka membawanya ke kedai minum, kasino, rumah pelacuran … Mereka membeli armada mobil, pesawat jet pribadi, kapal pesiar seukuran kapal perang. Mereka menginvestasikan uangnya dalam seni Barat yang bernilai yang mereka sendiri tidak memahaminya atau yang sejenisnya, seringkali mereka menyakiti perasaan ulama Wahhabi. Mereka membelanjakan uangnya sekehendak hatinya, mereka juga menjadi pola perbudakan seks internasional dan dalam mengeksploitasi anak-anak.
Dalam rangka memperlihatkan dukungannya kepada Islam, rejim Saudi dan ulama bayarannya menyusun versi Islam yang menekankan seremonial agama secara terinci, …. Cara yang dilakukan telah memberikan dukungan atas interpretasi hukum Islam secara harfiah, dan memungkinkan orang-orang seperti bin Laden mengeksploitasi Al-Qur’an sebagai alasan pembenar membunuh orang-orang yang tidak berdosa.
Akhirnya, melimpahnya uang petro-dolar Rothschild dari keluarga Saudi telah memungkinkan bagi mereka melakukan propaganda Islam versi Wahhabi ke bagian dunia lain, terutama sekali ke Amerika, dimana mereka memberikan bantuan keuangan kepada lebih dari 80% mesjid di negeri ini. Wahhabi adalah sebuah versi Islam yang meggantikan kesadaran politik dengan dogma yang menekankan atas pelaksanaan ritual yang fanatik.
Pada tahun 1999 Raja Fahd dari Saudi Arabia menghadiri pertemuan Bilderberg, bersama-sama dengan tokoh lainnya seperti Yasser Arafat dan Paus, untuk membicarakan perannya dalam memajukan kepentingan pemerintahan dunia, Keluarga Saudi jelas merupakan bagian dari jaringan perkumpulan rahasia Illuminati. Kekayaan petro-dolar mereka yang melimpah digunakan untuk mendanai terorisme global, dari Afghanistan sampai ke Bosnia , semata-mata dengan tujuan untuk menimbulkan permusuhan yang kuat dunia melawan Islam.
Mulkan Jabariyyah masih ada sekarang. Salah satunya adalah Saudi Arabia. Begitu jelas rezim ini berwala kepada Amrikiyyah dengan kontrak senjata yg ia miliki bernilai jutaan dollar dan membiarkan pasukan salibis zionis untuk memiliki basis di Dahran [Saudi akan hancur bila tidak kuffar itu melindungi rezim ini].  Janji dari  rezim Saudi di satu pertemuan Rabithah al-Alamiyah bahwa  militer  Amerika akan hengkang nyatanya sampai sekarang mereka masih bercokol di Haramain! Yang ini memudahkan dan memfasilitasi penyerangan atas negeri muslim lainnya di Jazirah Arab. Padahal dengan jelas bahwa kuffar harb dilarang untuk menguasai Haramain, dilarang untuk mengusai wikayah Islam secara umum apalagi Haramain.
Raja-Abdul-Aziz-al-Saud
Raja Abdul Aziz sudah hampir buta dan menggunakan tongkat selama beberapa tahun terakhir hidupnya sebelum mati di Taif, Arab Saudi pada tanggal 9 November 1953.
Thn 1930-an Abdul Aziz berhasil menipu para mujahidin dengan merayu agar mereka mundur dari al-Aqsa yg kala itu hampir dikuasai para mujahidin dan Inggris sudah kewalahan membendung para mujahidin. Abdul Aziz memberi jaminan Inggris akan keluar. Namun hanyalah tipudaya yang menyesatkan dengan akhirnya Israel berdiri tahun 1948.
Begitu juga Saudi menangkapi Ulama yg benar-benar pewaris nabi.  Tercatat thn 2000-an Syaikh Muhamad al Mohaysany ditangkap setelah berdoa untuk kemenagam Ummat atas penjajahan dan agresi Zionis Salibis dan berdoa utk keruntuhan kerajaan-kerajaan Thagut yang bersekongkol dengan Amerika. Begitu juga Ulama seperti Salman al-Audah dll. Ulama ini tak gentar untuk berkata benar walau harus dipenjara seperti halnya Salafus Shalih, Ibnu Taymiyyah ysng pernah dipenjara.
Saudi selalu bersembunyi dengan ‘Kederwanannya’ dalam mengurusi Masjidil Haram. Seperti halnya Quraish dahulu yg menguasai Masjidil Haram pada masa Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam namun memusuhi Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan sahabat. Pesan untuk Saudi adalah Qur’an surat At-Taubah 9:19.
أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللّهِ لاَ يَسْتَوُونَ عِندَ اللّهِ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Apakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta bejihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.”
Apakah sama rezim yg berwala kepada Amerika sang penjagal Ummat yang paling sengit pemusuhannya kepada Ummat dengan mereka yang berjihad melawan Amerika?
Demikianlah.., setelah mulkan jabariyyah seperti Saudi ini runtuh maka Khilafah Ala minhajin nubuwwah inyaAllah akan didirikan kembali oleh Ummat seluruh dunia.
southernwatchF16
Akhir perang Irak dan pemerintah Saddam Hussein berarti misi militer Amerika di sini sudah berakhir.
Air Force Maj. Gen. Robert J. Elder Jr. at the deactivation ceremony for the 363rd Air Expeditionary Wing, Prince Sultan Air Base, August 26, 2003
dhahran-map
تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ
“MASA KENABIAN itu ada di tengah-tengah kamu sekalian, adanya atas kehendak Allah. Allah mengangkatnya apabila Ia menghendakinya untuk mengangkatnya. Kemudian masa KHILAFAH ALAA MINAJIN NUBUWWAH, adanya atas kehendak Allah. Allah mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian masa kerajaan yang menggigit (MULKAN ADHON), adanya atas kehendak Allah. Allah mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian masa kerajaan yang menyombong (MULKAN JABARIYYAH), adanya atas kehendak Allah. Allah mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian masa KHILAFAH ‘ALAA MINHAJIN NUBUWWAH, kemudian beliau diam.” (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi)
Diterjemahkan oleh: akhirzaman.info
Original source=>http://www.fortunecity.com/boozers/bridge/632/history.html
http://www.serendipity.li/wot/livingstone.htm
http://islamic.xtgem.com/ibnuisafiles/info/realy/khilafah.htm
__THESA+ANTI THESA___________________________________________________________________

Meluruskan Sejarah Wahhabi

Download Audio Bedah Buku: “Meluruskan Sejarah Wahhabi”


Kata “wahhabi” sudah tidak terasa asing ditelinga kita, ketika orang yang awam mendengar kata ini dan ketika membayangkan kelompok yang disebut dengan sebutan ini maka yang terbetik di mereka adalah aliran Islam yang sesat yang suka mengkafirkan atau menyesatkan kaum muslimin lainnya dan segudang celaan-celaan lain. Semuanya disebabkan oleh adanya sumber-sumber atau rujukan yang tidak jelas kebenarannya dan hanya kedustaan belaka yang tersebar dikalangan orang awam mengenai “Wahhabi”, atau juga karena ketaqlidan (hanya ikut-ikutan) sebagian orang awam terhadap tulisan-tulisan tersebut. Oleh karena itu dalam pembahasan ceramah bedah buku ini akan meluruskan dan membantah beberapa tuduhan yang dilontarkan kepada dakwah yang dibawa oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab ini yang disampaikan langsung oleh penulis, Ust Abu Ubaidah Yusuf. Bagi yang ingin mendapatkan penjelasan detail silahkan merujuk langsung ke buku langsung. Semoga bermanfaat.
Faidah-faidah yang dapat dipetik dari pembahasan,
1. Bantahan terhadap salah satu artikel yang mencela syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan ajaran yang dibawanya dengan judul “Membongkar Kedok Wahabi, Satu Dari Dua Tanduk Setan” yang dimuat dalam majalah Cahaya Nabawi hal 8-17 edisi 33 th. III Sya’ban 1426 H
2. Merupakan Sunnatulloh bahwa akan banyak celaan, fitnah, dan tuduhan yang miring yang dilontarkan kepada ulama-ulama yang menyebarkan dakwah tauhid, pemberantas syirik, bid’ah dan mengingatkan ummat atasnya. Hal ini sebagaimana yang menimpa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, yang dalam menyebarkan dakwahnya beliau dicela, difitnah, bahkan disakiti oleh orang-orang yang tidak menyukai dakwah tauhid beliau. Maka barangsiapa yang mengaku mengikuti Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, pasti akan mengalami hal yang sama yaitu dalam celaan, fitnah dan tuduhan yang jauh dari kebenaran untuk menjauhkan ummat kepada dakwah tauhid yang dibawanya.
3. Keroposnya sumber, rujukan atau referensi penulis artikel tersebut, mengingat betapa pentingnya suatu penukilan dan periwayatan terhadap suatu kabar. Imam Muslim rahimahullah berkata, “Ketahuilah bahwa merupakan kewajiban atas setiap orang yang bisa membedakan antara riwayat yang shahih dan lemah, dan antara penukil yang terpercaya dan pembohong, hendaknya dia tidak meriwayatkan kecuali kabar yang dia ketahui keabsahannya dan penukil yang terpercaya, dan menjauhi dari kabar orang-orang yang tertuduh dan penyeleweng dari kalangan ahli bid’ah. Adapun dalil yang menguatkan hal ini adalah firman Allah….(QS. Al-Hujurat :6) (Shahih Muslim 1/20-22 Syarah Nawawi)
4. Sumber artikel tersebut berputar pada dua orang, yang pertama Mr.Hemper dan Syaikh Ahmad Zaini. Mr. Hemper, yang bekerja sebagai mata-mata Inggris di timur tengah, sebagaimana pengakuan penulis (artikel tersebut) sendiri (hal.9). Jadi Hempher adalah seorang orientalis kafir yang dengki terhadap Islam dan berusaha sekuat tenaga untuk membuat kerusakan. Oleh karena itu para ulama bersepakat bahwa riwayat orang kafir adalah mentah, tidak diterima. Sedangkan tentang Syaikh Ahmad Zaini, syaikh Muhammad Rasyid Ridha mengatakan, “Sesungguhnya Dahlan bukanlah seorang yang ahli di bidang hadits, sejarah, dan ilmu kalam. Dia hanyalah taklid kepada orang-orang yang juga taklid dan hanya menukil dari kitab-kitab mutaakhirrin (orang-orang belakangan) ” (Meluruskan Sejarah Wahhabi hal.23). Dengan demikian jika dilihat dari sumber rujukan, maka artikel tersebut berada pada pondasi yang keropos.
5. Kitab-kitab yang dijadikan sumber rujukan artikel tersebut dengan kedua tokoh di atas sarat dengan kedustaan dan pemutarbalikkan fakta.
6. Wahhabi bukanlah sebuah gelar yang dicetuskan oleh pengikut dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah sendiri, namun dari musuh-musuh dakwah, baik karena politik saat itu atau para pecinta kesyirikan dari kalangan kaum sufi dan rafidhoh dengan tujuan melarikan manusia dari dakwah yang beliau emban dan menggambarkan bahwa beliau membawa ajaran baru atau madzhab kelima yang menyelisihi empat madzhab. (Meluruskan Sejarah Wahhabi hal. 76)
7. Kesalahan penamaan gelar “Wahhabi” itu sendiri jika memang nama tersebut dinisbahkan kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Karena nama beliau bukanlah Abdul Wahhab (ayahnya), dan jika mau diluruskan, maka penamaan yang benar adalah “Muhammadiyah” karena nama beliau adalah Muhammad. Jika mau jujur, bahwa “Wahhabi” adalah golongan dan penamaan yang mulia karena justru penisbatan kepada al Wahhab (Maha Pemberi) yang merupakan salah satu nama Allah.
8. Kelompok yang dituduh dengan sebutan “Wahhabi” bukanlah merupakan madzhab yang baru apalagi merupakan agama tersendiri diluar Islam. Raja Abdul Aziz mengatakan, “Mereka menjuluki kami “Wahhabiyun” dan madzhab kami adalah “Wahhabi” sebagai madzhab tertentu, maka ini adalah kesalahan fatal akibat kabar bohong yang didesuskan oleh sebagian kalangan yang memiliki niat jahat. Kami bukanlah pemeluk madzhab baru atau aqidah baru. Muhammad bin Abdul Wahhab tidaklah membawa ajaran baru. Aqidah kami adalah aqidah salaf shalih yang diajarkan dalam al-Quran dan as-Sunnah sebagaimana pemahaman salafus shalih. Kami menghormati imam empat, tidak adanya bagi kami Malik, Syafi’i, Ahmad, dan Abu Hanifah, semuanya sangat terhormat dalam pandnagan kami.” (Meluruskan Sejarah Wahhabi hal.78).
9. Pada kenyataannya, dapat kita saksikan sendiri bahwa setiap orang yang memperingatkan ummat atas kesyirikan dan cabang-cabangnya, mengingkari kebid’ahan dan memperingatkan ummat atasnya, maka dia akan disebut “Wahhabi”. Sehingga ini justru menjadi simbol bagi setiap golongan yang mengikuti al-Quran dan as-Sunnah sesuai dengan pemahaman yang benar yaitu pemahaman shalafus shalih. Maka tidak heran ada perkataan ulama, “Jika pengikut Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam adalah Wahhabi, maka akui bahwa diriku Wahhabi.” (Meluruskan Sejarah Wahhabi hal. 82)
10. Salah satu contohnya adalah gelar yang diberikan pula kepada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (wafat 728 H) sebagai “Wahhabi”, padahal beliau tidak mengenal Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan hidup pada masa sebelum syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab (wafat 1206 H). Kenapa tidak sekalian saja bahwa syaikh Muhhammad bin Abdul Wahhab itu disebut “Taimiyyi” ? yang bisa saja beliau disebut demikian karena beliau hidup pada masa setelah Syaikh Ibnu Taimiyyah dengan ajaran yang dibawa sama, yakni dakwah tauhid, pemurnian Islam dari Syirik, Bid’ah, dan Khurofat.
11. Bantahan bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab merendahkan Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam, tidak mencintai Nabi, tidak bersholawat kepada Nabi, bahkan tuduhan bahwa beliau mengaku menjadi Nabi.
12. Bantahan bahwa syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab suka mengkafirkan kaum muslimin.
13. Bantahan bahwa syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah finah Nejed seperti yang pernah disabdakan oleh Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam.

Jawaban Terhadap Pak Prof . KH. Said Agil Siraj, M.A. (Ketua Umum PBNU) yang Telah Merekomendasikan Buku Penuh Dusta “Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi”

salafi
Oleh Al-Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray hafidzhahullah
Sangat disayangkan, seorang profesor doktor yang bernama KH. Said Agil Siraj ikut-ikutan pula memberi kata pengantar dan menganjurkan untuk membaca buku yang sangat tidak ilmiah dan penuh dengan kedustaan serta pemutarbalikan fakta ini. Bahkan profesor memujinya sebagai karya ilmiah. Buku ini juga penuh dengan prasangka buruk terhadap negeri yang dibangun oleh Al-Imam Muhammad bin Su’ud dan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah yaitu Kerajaan Saudi Arabia (KSA).
Saya tidak tahu, apakah sang profesor lupa dengan jasa-jasa pemerintah Saudi Arabia terhadapnya, di mana profesor belajar dari tingkat S1 sampai meraih gelar doktor di universitas yang ada di Kerajaan Saudi Arabia yang dibiayai oleh pemerintah, bagaikan kacang yang lupa akan kulitnya.
Berikut ini beberapa catatan terhadap kata pengantar sang Profesor.
1. Tuduhan Profesor bahwa sahabat yang mulia Amr bin Ash radhiallahu ‘anhu melakukan tipuan.
Profesor berkata dalam kata pengantarnya, “Ketika Amr bin Ash melakukan tipuan dengan mengangkat Mushaf Al-Qur’an sebagai tanda perdamaian, Ali r.a. dan komandan pasukannya Malik Ibnu Asytar, tidak mempercayainya.” (Sejarah Berdarah…, hal. 13)
Jawaban:
Profesor yang terhormat, tidakkah Anda memiliki adab terhadap sahabat yang mulia Amr bin Ash radhiallahu ‘anhu dengan menuduhnya telah melakukan tipuan?
Apakah anda lupa bagaimana jasa sahabat dalam menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada generasi selanjutnya hingga hari ini kita bisa mengamalkan Islam?
Sulitkah bagi Anda untuk mendoakan Amr bin Ash radhiallahu ‘anhu sebagaimana engkau lakukan untuk Ali radhiallahu ‘anhu?[1]
Adapun aqidah kami, aqidah yang Anda sebut Wahabi, tidak seperti kaum Syi’ah[2] yang mengkultuskan Ali radhiallahu ‘anhu dan membenci para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lainnya. Aqidah kami penuh cinta dan penghormatan kepada seluruh sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata dalam kitabnya Al-Aqidah Al-Washitiyyah,
“DAN DI ANTARA PRINSIP AHLUS SUNNAH WAL  JAMA’AH ADALAH SELAMATNYA HATI DAN LISAN MEREKA TERHADAP PARA SAHABAT RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM.”
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah dalam syarahnya mengatakan,
“SELAMATNYA HATI YAITU TIDAK MEMBENCI, TIDAK HASAD, TIDAK DENGKI DAN TIDAK SUKA TERHADAP SAHABAT. ADAPUN SELAMATNYA LISAN, YAITU TIDAK MENGUCAPKAN SESUATU YANG TIDAK LAYAK BAGI SAHABAT. MAKA AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH BERSIH DARI PERBUATAN TERCELA ITU, HATI MEREKA PENUH DENGAN CINTA, PENGHORMATAN DAN PEMULIAAN TERHADAP PARA SAHABAT RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM.”[3]
Demikianlah yang harus dilakukan generasi umat Islam setelah sahabat, yaitu mendoakan generasi pendahulu mereka dan tidak membenci mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: “Yaa Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Yaa Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasyr [59]: 10)
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata dalam kitabnya Risalah Ila Ahlil Qosim,
“Aku mencintai para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam aku hanya menyebutkan kebaikan-kebaikan mereka, mendoakan keridhoan untuk mereka, memohon ampun untuk mereka, aku tidak berbicara tentang kejelekan-kejelekan mereka dan perselisihan yang terjadi di antara mereka dan aku meyakini keutamaan mereka, sebagai pengamalan dari firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: “Yaa Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Yaa Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasyr [59]: 10) (Syarhu Risalah Ila Ahlil Qosim, Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafidzhahullah, hal. 129-130)
Adapun tentang pertikaian dan perselisihan yang terjadi antara para sahabat radhiallahu ‘anhu, seperti Ali dan Mu’awiyah yang melibatkan Amr bin Ash radhiallahu ‘anhum, berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam kitabnya Al-Aqidah Al-Wasitiyyah,
Ahlus Sunnah wal Jama’ah menahan diri dari pertikaian yang terjadi antara para sahabat. Ahlus Sunnah wal Jama’ah berpendapat bahwa riwayat-riwayat tentang kejelekan para sahabat di antaranya ada yang dusta, ada yang ditambah, dikurangi dan dirubah-rubah sehingga tidak seperti kisah yang sebenarnya.
Dan yang benar (pendapat Ahlus Sunnah wal Jama’ah) dalam masalah pertikaian para sahabat, bahwa mereka diberikan pemaafan, sebab para sahabat adalah mujtahid yang benar mendapat dua pahala dan yang salah mendapat satu pahala.”[4]
Apakah Profesor tidak mengindahkan himbauan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk tidak mecela sahabatnya?
Sungguh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan:
لَا تَسُبُّو أَصْحَابِي لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي فَوَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا أَدْرَكَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَ لَا نَصِيفَهُ
“Janganlah kalian mencerca sahabatku, janganlah kalian mencerca sahabatku, demi Allah yang jiwaku ada di tanganNya, andaikan seorang dari kalian bersedekah emas sebesar gunung Uhud, niscaya tidak akan menyamai segenggam emas yang disedekahkan oleh sahabatku, tidak pula separuhnya.” (HR. Al-Imam Muslim)[5]
Kenyataan ini adalah bukti penyimpangan aqidah dan kecondongan kepada Syi’ah yang ada dalam buku ini, karena memang kolompok Syi’ah yang ajarannya penuh dengan kesyirikan dan bid’ah, yang paling banyak dirugikan dengan munculnya dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.
Tidak terkecuali penulis buku Sejarah Berdarah ini yang cenderung mengakui Karbala sebagai “tanah suci” versi Syi’ah, walaupun kelihatannya saudara Idahram belum berani secara tegas membela Syi’ah dalam buku ini, sehingga Idahram tidak terang-terangan mengatakan bahwa Syi’ah-lah yang menjadikan Karbala sebagai kota suci.
Saudara Idahram berkata, “Ada sebagian umat muslim yang menjadikannya sebagai salah satu kota suci.” (Sejarah Berdarah…, hal. 70)
Pembaca yang budiman, sebetulnya, ucapan Profesor, “Ali r.a. dan komandan pasukannya Malik Ibnu Asytar, tidak mempercayainya. Tapi karena didesak oleh sekelompok orang, akhirnya Ali r.a. pun menerima perdamaian itu,” juga mengandung celaan kepada Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, karena mengandung tiga tuduhan:
Pertama, Ali radhiallahu ‘anhu tidak mempercayai seorang muslim yang jujur, Profesor pun tidak mampu mendatangkan bukti ilmiah atas tuduhan ini.
Kedua, Ali radhiallahu ‘anhu orang yang lemah, yang mudah didesak.
Ketiga, Ali radhiallahu ‘anhu seakan tidak mau melakukan perdamaian, padahal dengan itu pertumpahan darah antara kaum muslimin dapat dihentikan. Apakah engkau mengira Ali radhiallahu ‘anhu mau terus membunuh kaum muslimin?!
2. Tuduhan Profesor bahwa Imam Muhammad bin Su’ud dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab memisahkan diri dari Khilafah Utsmani (Sekaligus jawaban terhadap tuduhan Syaikh Idahram bahwa Wahabi bekerjasama dengan Inggris)
Profesor berkata –dengan tanpa bukti sedikitpun-, “Tapi awal abad ke-18, Gubernur Najd, Muhammad Ibnu Su’ud, yang didukung seorang ulama bernama Muhammad bin Abdul Wahhab memisahkan diri dari khalifah Utsmani.” (Sejarah Berdarah…, hal. 15)
Jawaban:
Sangat disayangkan seorang profesor berbicara tanpa sedikit pun memberikan bukti, bahkan bukti-bukti sejarah menuturkan bahwa Najd memang tidak termasuk dalam wilayah kekuasaan Khilafah Utsmani sebagaimana akan kami paparkan insya Allah.
Tidak jauh beda dengan tuduhan dusta saudara Idahram, “Bekerjasama dengan Inggris Merongrong Kekhalifahan Turki Utsmani”. (Sejarah Berdarah…, hal. 120)
Ternyata (pada hal. 121), yang dijadikan bukti oleh Idahram adalah arsip sejarah milik orang-orang kafir Inggris.
Padahal dalam sejarah Islam, jangankan kepada orang-orang kafir, berita orang-orang muslim yang fasik saja tidak boleh kita percayai begitu saja.[6] Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat: 6)
Al-Imam Muslim rahimahullah berkata tentang makna ayat di atas dakam Muqaddimah Shahihnya,
“KABAR YANG BERASAL DARI ORANG FASIK ITU JATUH, TIDAK BOLEH DITERIMA. DAN PERSAKSIAN SEORANG YANG TIDAK ADIL (YAITU TIDAK BERIMAN DAN BERTAKWA) TERTOLAK.”[7]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah memperingatkan,
كَفَى بِلْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
“Cukupklah seorang dianggap pendusta, jika dia menceritakan setiap yang dia dengarkan.” (HR. Al-Imam Muslim)[8]
Pembaca yang budiman, menjawab tuduhan dusta ini kami nukilkan dulu bagaimana pandangan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah terhadap usaha memisahkan diri atau merongrong kepemimpinan kaum muslimin. Beliau rahimahullah berkata dalam Risalah Ila Ahlil Qosim,
Aku memandang wajibnya mendengar dan taat kepada para pemimpin kaum muslimin, apakah itu pemimpin yang baik maupun jahat, selama mereka tidak memerintahkan kepada kemaksiatan.”[9]
Dan siapa yang memimpin khilafah dan manusia bersatu dalam kepemimpinannya, mereka ridho kepadanya, meskipun dia mengalahkan mereka dengan pedang sampai menjadi khilafah, maka wajib taat kepadanya dan haram memisahkan diri (memberontak) kepadanya.”[10]
Beliau rahimahullah juga berkata dalam kitabnya Sittatu Ushulin ‘Azhimah Mufidah,
“Di antara kesempurnaan persatuan kaum muslimin adalah mendengar dan taat kepada pemimpin meskipun yang memimpin kita adalah seorang budak habasyi (Etiopia).”[11]
Beliau rahimahullah juga berkata tentang perangai Jahiliyah dalam kitabnya Masail Jahiliyyah,
“Anggapan kaum jahiliyyah bahwa menyelisihi pemimpin, tidak mendengar dan taat kepadanya adalah sebuah keutamaan, sedangkan mendengar dan taat kepadanya adalah kehinaan dan kerendahan, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyelisihi mereka, beliau memerintahkan untuk mendengar, taat dan menasehati pemimpin.”[12]
Inilah sesungguhnya pandangan beliau terhadap pemberontakan terhadap penguasa muslim, bahwa hal itu diharamkan dalam Islam. Adapun tentang bekerjasama dengan orang-orang kafir dalam memerangi kaum muslimin, beliau rahimahullah berkata dalam risalah Nawaqidul Islam,
“Pembatal keislaman yang kedelapan, bekerjasama dengan kaum musyrikin dan tolong-menolong dengan mereka dalam memerangi kaum muslimin.”[13]
Bagi orang yang adil dan obyektif, penukilan langsung dari kitab-kitab Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah di atas sebenarnya sudah cukup sebagai bantahan terhadap mereka yang menuduh beliau memberontak kepada khalifah Turki Utsmani dengan bantuan orang-orang kafir Inggris. Namun untuk lebih dapat membungkam kedustaan mereka, berikut ini kami nukilkan fakta sejarah bahwa wilayah Najd tidak termasuk wilayah kekuasaan Turki Utsmani ketika itu.
Prof. Dr. Shalih Al-‘Abud –semoga Allah menjaganya- memaparkan hasil penelitian beliau,
“Najd bukanlah termasuk dalam wilayah kekuasaan daulah Utsmaniyah, penguasa Utsmani tidak pernah  melakukan perluasan sampai ke Najd, tidak pula para penguasa Utsmani pernah datang ke Najd. Pasukan Turki tidak pernah menembus Najd sebelum munculnya dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.
Bukti atas kenyataan sejarah ini adalah sebuah studi menyeluruh terhadap pembagian admisnistrasi wilayah daulah Utsmaniyyah, dari sebuah dokumen Turki yang berjudul, “Undang-undang Utsmani yang mencakup daftar perbendaharaan negeri”, ditulis oleh Yamin Ali Afandi, petugas dan penjaga daftar Al-Khaqoni pada tahun 1018 H yang bertepatan dengan 1608 M. Dari dokumen ini jelas bahwa sejak awal abad ke-11 Hijriah, daulah Utsmaniyah terbagi 32 distrik, di antaranya 14 distrik wilayah Arab dan negeri Najd tidaklah termasuk wilayahnya kecuali Ahsaa, jika kita menganggapnya sebagai Najd.”[14]
Pada akhirnya Ahsaa pun lepas karena pemberontakan Bani Khalid yang menganut Syi’ah pada tahun 1080 H, yang pada akhirnya juga Bani Khalid berusaha memerangi Dir’iyyah dan berhasil dikalahkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dan pasukannya. Dalam ensiklopedi sejarah Muqotil min Ash-Shoro’, tercatat 7 kali penyerangan Bani Khalid dari Ahsaa ke Dir’iyyah, Qosim dan daerah-daerah yang telah mengikuti dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.
Tujuh penyerangan ini terjadi pada tahun 1172 H, 1178 H, 1188 H, 1192 H, 1193 H, 1195 H, dan 1197 H. Pada tahun 1198 H Dir’iyyah baru melakukan serangan pembalasan atas kejahatan mereka.
Pada tahun 1207 H, Dir’iyyah bisa menguasai Ahsaa dan menerima permohonan damai mereka, sehingga dibuatlah perjanjian damai. Adapun sebagian pemimpin Bani Khalid ini lari ke Kuwait dan berhasil membangun kekuatan di sana, maka pada tahun 1208 H Dir’iyyah pun mengejar Bani Khalid sampai ke Kuwait.
Menurut Ensiklopedi Sejarah Al-Muqotil min Ash-Shohro’, yang ditulis oleh 10 pakar sejarah, sebagaimana dalam website resminya, bahwa penyerangan Dir’iyyah pertama terhadap Bani Khalid di Kuwait itu terjadi pada tahun 1208 H, berbeda dengan klaim saudara Idahram, pada tahun 1205 H (pada hal. 95)
Dan pada tahun 1208 H, Ahsaa juga mengkhianati perjanjian damai dengan membunuh para pemimpin, pengurus baitul maal dan penasihat yang ditugaskan Dir’iyyah di Ahsaa. Maka Dir’iyyah pun kembali menyerang Ahsaa untuk membalas (qishash) para pembunuh.
Pada tahun 1210 H, Ahsaa kembali memberontak, namun berhasil dipadamkan oleh Dir’iyyah. Inilah rangkaian kejadian penyerangan Ahsaa dan  Kuwait yang sebenarnya, tidak sekedar penggalan-penggalan sejarah yang dibuat saudara Idahram (pada hal. 91-93) dan penyerangan Kuwait (pada hal. 95-96).
Jadi jelaslah kalau ternyata buku yang diberi kata pengantar oleh sang profesor ini tidak lebih dari sebuah karya yang sangat tidak ilmiyah dan penuh dengan kedustaan serta pemutarbalikan fakta.
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُّبِينًا
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 58)
3. Profesor menyesalkan pembongkaran terhadap situs-situs sejarah dan meratakan kuburan

Profesor berkata, “Begitu masuk Mekkah, mereka langsung meratakan semua kuburan, termasuk kuburannya Siti Khadijah, Abdullah bin Zubaer, Asma binti Abu Bakar, kuburan para sahabat, dan semua kuburan ulama.” (Sejarah Berdarah…, hal. 15)
Lalu dengan sangat berlebihan profesor mengatakan –yang lagi-lagi Profesor berbicara tanpa bukti-,
“Situs-situ sejarah perkembangan Islam juga dibongkar: rumah paman Nabi Saw…” (Sejarah Berdarah…, hal. 16)
Saudara Idahram pun tak ketinggalan, Idahram berkata,
“Kemudian, mereka menghancurkan kubah di Pekuburan Baqi, seperti kubah Ahlul Bait (isteri-isteri Nabi, anak dan keturunannya) serta perkuburan kaum muslimin.” (Sejarah Berdarah…, hal. 86)
Idahram juga berkata,
“Sebelum kehadiran mereka, penginggalan bersejarah itu terjaga dengan rapi…” (Sejarah Berdarah…” hal. 105)
Jawaban:
Profesor yang terhormat, menjaga tauhid jauh lebih penting dari sekedar menjaga situs-situs sejarah Islam, sehingga Islam tidak melarang sedikit pun penghancuran tempat-tempat bersejarah demi untuk menjaga tauhid. Tentunya selama itu bukan tempat yang dilarang untuk dihancurkan. Buktinya pemerintah Saudi tidak pernah menhancurkan ka’bah, hajar aswad maupun maqam Ibrahim ‘alaihissalam.
Jangankan rumah atau kubah kuburan yang hanya sebuah benda mati, bahkan sebuah pohon yang merupakan makhluk hidup dan saksi sejarah perjuangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada peristiwa Bai’atur Ridhwan (bahkan pohon ini disebut dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits), ditebang oleh Khilafah Ar-Rasyid Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu, ketika beliau mendengar adanya sebagian orang yang mulai melakukan napak tilas sejarah ke pohon tersebut.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan tentang pohon ini dalam Al-Qur’an:
لَّقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا
“Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).” (QS. Al-Fath: 18)
Juga disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits,
لَا يَدْخُلُ النَّارَ أَحَدٌ مِمَّنْ بَايَعَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ
“Tidak akan masuk neraka seorang pun yang berbai’at di bawah pohon itu.” (HR. Al-Imam At-Tirmidzi)[15]
Namun ternyata, pohon yang sangat bersejarah itu ditebang oleh Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu.
Apa sebab beliau menebangnya?
Apakah karena di situ terjadi kesyirikan?
Jawabannya, belum terjadi kesyirikan di situ. Beliau menebangnya hanya karena khawatir jangan sampai pohon tersebut kelak dijadikan tempat kesyirikan. Padahal, orang-orang yang datang ke sana tidak melakukan kejahatan, yang mereka lakukan hanyalah sholat di bawah pohon itu.
Al-Imam Ibnu Wadhdhah rahimahullah menuturkan,
سَمِعْتُ عِيْسَى بْنَ يُيْنُسَ يَقُيْلُ; أَمَرَ عُمَرُ بْنُ الخطابِ رَضي اللە عَنْەُ بقطعِ الشَّجَرَةِ التي بوْيعَ تَحْتَهَا النَّبيُّ صلى اللە عليە و سلم٬ فقطعَهَا٬ لَأَنَّ النّاس كانوْا يذْهَبُوْنَ فيصلوْنَ تَحْتهَا٬ فخافَ عَليْهِمُ الفِتْنة
“Aku mendengar Isa bin Yunus berkata, Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu memerintahkan untuk memotong pohon yang di bawahnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dibai’at, maka dipotonglah. Hal itu dilakukan karena orang-orang pergi ke pohon itu untuk sholat di bawahnya, maka beliau khawatir mereka akan ditimpa fitnah (syirik).”[16]
Adapun menghancurkan kubah-kubah di kuburan dan meratakannya, inilah salah satu isu mereka untuk memberi kesan jelek terhadap dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah. Dalam hal ini, mereka memanfaatkan keawaman sebagian besar kaum muslimin yang tidak mengetahui hakikat permasalahan ini.
Padahal, meratakan kuburan yang ditinggikan memang perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan telah diamalkan dengan baik oleh sahabat dan tabi’in. Al-Imam Abul Husain Muslim bin Al-Hajjaj An-Naisabur rahimahullah meriwayatkan:
عَنْ أَبِى الهَيَّاجِ الأَسَدِىِّ قَال قَال لِى عَلىُّ بْنُ أَبِى طَالِبِ أَلَّا أَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِى عَلَيْەِ رَسُلُ اللە صلى اللە عليە و سلم أَنْ لَا تَدَعَ تِمْثَالًا إِلَّا طَمَشْتَهُ وَ لَا قَبْرًا مُشْرِفًا إِلَّا سَوَّيْتَهُ
“Dari Abul Hayyaj Al-Asadi rahimahullah, beliau berkata, Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu berkata kepadaku, akan aku utus engkau sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengutusku; janganlah engkau biarkan sebuah patung (dalam riwayat lain: gambar bernyawa) kecuali engkau hancurkan dan tidak pula kuburan yang ditinggikan, kecuali engkau ratakan.” (HR. Al-Imam Muslim)[17]
Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melarang  kaum muslimin membangun kuburan, seperti dalam hadits,
نهى رسول الله صلى اللە عليە و سلم أن يجصص القبر و أن يقعد عليه و أن يبنى عليه
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari mengapur kuburan, duduk di atasnya dan dibangun di atasnya.” (HR. Al-Imam Muslim)[18]
Pembesar ulama Syafi’iyyah, Al-Imam An-Nawawi Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,
“ADAPUN MEMBANGUN DI ATAS KUBURAN, APABILA TANAH PEKUBURAN MILIK ORANG YANG MEMBANGUNNYA MAKA HAL ITU MAKRUH[19] DAN JIKA DI PEKUBURAN UMUM MAKA HARAM,HAL SEPERTI INI DINASHKAN OLEH ASY-SYAFI’I DAN ULAMA SYAFI’IYYAH.
Berkata Al-Imam Syafi’I dalam Al-Umm,
DAN AKU MELIHAT PARA IMAM DI MAKKAH MEMERINTAHKAN UNTUK MENGHANCURKAN KUBURAN YANG DIBANGUN. ADAPUN DALIL YANG MENDUKUNG PENGHANCURAN KUBURAN ADALAH SABDA NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM (KEPADA ALI BIN ABI THALIB RADHIALLAHU ‘ANHU):
لَا قَبْرًا مُشْرِفًا إِلَّا سَوَّيْتَهُ
“Dan tidaklah ada kuburan yang ditinggikan kecuali engkau ratakan”.”[20]
Pembaca yang budiman, ternyata menghancurkan dan meratakan kuburan memang perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diamalkan oleh sahabat dan tabi’in, juga dianjurkan oleh Al-Imam Asy-Syafi’i dan Al-Imam An-Nawawi serta diperintahkan oleh para imam Makkah yang hidup di zaman Al-Imam Asy-Syafi’i.[21]
Walhamdulillah, ketika para pelaku syirik dan bid’ah membangun kembali kuburan-kuburan di Makkah, Madinah dan sekitarnya, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dan pasukannya mengancurkan bangunan-bangunan itu kembali setelah sekian lama diagungkan dan disembah oleh sebagian orang. Jadi pantas kalau banyak ulama menggelari beliau sebagai Mujaddid (pembaharu).
Asy-Syaikh Muhammad bin Utsman Asy-Syawi rahimahullah menceritakan kisah yang terjadi pada tahun 1343 H, yaitu penghancuran kuburan di kota Makkah yang telah dijadikan arena kesyirikan oleh sebagian orang, beliau berkata,
“Ketika kami selesai melakukan umroh, kami segera menghancurkan kubah-kubah (kuburan), dan kami dapati sesuatu yang sangat berat untuk diceritakan, berada pada kubah yang dibangun di atas kuburan Ummul Mukminin Khadijah radhiallahu ‘anha. Di antaranya kami dapati sebuah surat permohonan (doa) yang berbunyi,
‘WAHAI KHADIJAH, WAHAI UMMUL MUKMININ, KAMI DATANG BERZIARAH KEPADAMU, KAMI BERDIRI DI PINTUMU, MAKA JANGANLAH ENGKAU MENOLAK KAMI SEHINGGA KAMI MERUGI, BERILAH SYAFAA’AT KEPADA KAMI, AGAR SAMPAI KEPADA MUHAMMAD, AGAR SAMPAI KEPADA JIBRIL, AGAR SAMPAI KEPADA ALLAH’.
KAMI JUGA MENDAPATI KUBURAN TERSEBUT KAMBING SESAJEN UNTUK MENDEKATKAN DIRI (TAQARRUB) KEPADA KHADIJAH RADHIALLAHU ‘ANHA.”[22]
Tidak diragukan lagi, berdoa kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menyembelih untuk selainNya adalah perbuatan syirik, sebab do’a dan menyembelih adalah ibadah, maka mempersembahkan doa dan sembelihan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala berarti beribadah kepada selainNya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ ثُمَّ قَرَأَ: وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Doa itu adalah ibadah. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Dan Rabbmu telah berfirman, berdoalah kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan, sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah (doa) kepadaku, mereka akan masuk neraka dalam keadaan hina.” (HR. Al-Imam Abu Daud dan Al-Imam At-Tirmidzi)[23]
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَعَنَ الله مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ
“Allah Subhanahu wa Ta’ala melaknat orang yang menyembelih untuk selainNya.” (HR. Al-Imam Muslim)[24]
Inilah sesungguhnya salah satu sebab pertikaian yang terjadi antara Ahlus Sunnah dan Ahlul Bid’ah, ketika Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah menguasai suatu negeri maka misi utama beliau dalam penguasaan negeri itu untuk melaksanakan perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di antaranya menhancurkan kuburan-kuburan yang diringgikan, dan sebabnya pun jelas, bahwa pengagungan terhadap kuburan telah mengantarkan sebagian orang kepada penyembahan terhadap kuburan tersebut, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersikap tegas dalam permasalahan ini.
فَاعْتَبِرُوا يَٰأُوْلِى البْصَٰرِ
“Maka ambilah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan.” (QS. Al-Hasyr: 2)
Footnote:
[1] Penulisan shalawat dan doa radhiallahu ‘anhu dengan disingkat menjadi “saw” dan “ra” itu juga bukan cara yang baik. Profesor dan penulis buku ini sudah terbiasa menyingkat shalawat dan doa. Bagaimana pandangan ulama dalam masalah ini?
Al-Imam As-Sakhawi rahimahullah berkata dalam kitabnya Fathul Mughits Syarhu Alfiyatil Hadits lil ‘Iraqi, “Dan dan jauhilah wahai penulis, menuliskan shalawat dengan singkatan, yaitu menjadikannya dua huruf dan semisalnya, sehingga bentuknya kurang. Sebagaimana hal ini dilakukan oleh Al-Kattani dan orang-orang jahil dari kalangan ‘ajam (non Arab) secara umum dan penuntut ilmu yang awam.”
Al-Imam As-Suyuthi Asy-Syafi’i rahimahullah berkata dalam kitabnya Tadribur Rawi fi Syarhi Taqrib An-Nawawi, “Dibenci menyingkat tulisan shalawat, sebagaimana dijelaskan dalam Syarah Muslim dan kitab lainnya.” (Majmu’ Fatawa Asy-Syaikh Bin Baz rahimahullah (2/339))
[2] Seorang penulis, memang sempat mencurigai Profesor sebagai penganut Syi’ah yang tidak terang-terangan. Dalam buku Aliran dan Paham Sesat di Indonesia (hal. 119) terdapat sebuah bab khusus membahas paham sesat profesor yang mirip Syi’ah, yaitu “Tak Mengaku Syi’ah Sambil Mengkafirkan Sahabat.” Penulisnya berkata, “Model menyakiti hati bahkan mengkafirkan para sahabat ternyata bukan hanya dilakukan oleh orang yang terang-terangan mengaku Syi’ah. Bahkan di Indonesia, orang yang mengaku Sunni padahal rumahnya dipasangi gambar Khomeini besar (konon kini dicopot, menurut sumber Media Dakwah) pun menulis makalah yang sangat lancang mengkafirkan para sahabat. Dialah Dr. Said Agil Siraj.”
Penulis yang sama, dalam buku Ada Pemurtadan di IAIN juga memasukkan Sang Profesor dalam daftar “Sosok-sosok Nyeleneh, Banyak yang di UIN dan IAIN.” Penulisnya berkata (pada hal. 98), “Said Aqil Siraj dosen pasca sarjana UIN Jakarta dan tokoh NU – Nahdatul Ulama – yang pernah bersuara sangat aneh dan menyakiti para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa orang Arab sepeninggal Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mereka murtad kecuali hanya orang-orang Arab Quraisy, itupun tidak keluarnya dari Islam bukan karena agama tetapi karena suku/kabilah. Dengan tulisannya di makalah yang sangat menyakiti para sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu maka Aqil Siraj dikafirkan oleh belasan ulama dan ada gagasan untuk diusulkan ke almamaternya, Universitas Ummul Quro Makkah, agar gelar dotornya dicabut; namun malah Aqil Siraj menantang silakan dicabut, sekalian gelar hajinya yang telah ia jalani belasan kali silakan dicabut. Lancangnya Said Agil Siradj melontarkan tuduhan…”
[3] Syarhul Aqidah Al-Washitiyyah, 2/247-248
[4] Syarhul Aqidah Al-Washitiyyah, Asy-Syaikh Al-‘Utsaimin, 2/285-287
[5] HR. Al-Imam Muslim no. 6651 dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu
[6] Mereka yang menjadikan berita-berita orang kafir untuk menghantam kaum muslimin tak ubahnya seperti yang dikatakan penyair:
“Siapa yang menjadikan burung gagak sebagai dalil baginya. Maka burung itu akan membawanya melewati bangkai-bangkai anjing.”
[7] Shahih Muslim, 1/6
[8]HR. Al-Imam Muslim no. 7 dari Hafsh bin ‘Ashim radhiallahu ‘anhu.
[9] Maksud beliau rahimahullah, jika perintah itu merupakan maksiat kepada Allah maka tidak boleh ditaati, namun tetap wajib taat pada perintah lain yang bukan kemaksiatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
[10] Lihat Syarhu Risalah Ila Ahlil Qosim, Syaikh Shalih Al-Fauzan, hal. 47
[11] Silsilah Syarhil Rosaail, hal. 34.
[12] Lihat Syarhu Masaail Jahiliyyah, Syaikh Shalih Al-Fauzan, hal. 47
[13] Lihat Silsilah Syarhil Rosaail, hal. 231.
[14] Aqidah Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab wa Atsaruha fil ‘Alam Al-Islamy, 1/27, sebagaimana dalam Da’awa Al-Munawi’in, Dr. Abdul Aziz bin Muhammad bin Ali Al-Abdul Lathif, hal. 303-304.
[15] HR. At-Tirmidzi dan beliau berkata, hadits ini Hasan Shahih dari Jabir bin Abdullah radhiallahu ‘anhuma dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’, no. 7680.
[16] Diriwayatkan oleh Ibnu Wadhdhah dalam Al-Bida’ wan Nahyu ‘Anha, sebagaimana dalam Fathul Majid Syarah Kitab At-Tauhid Syaikh Abdur Rahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dengan ta’liq Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah, hal. 255.
[17] HR. Al-Imam Muslim no. 2287 dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu.
[18] HR. Al-Imam Muslim no. 2289 dari Jabir bin Abdullah radhiallahu ‘anhuma.
[19] Yang lebih tepat –wallahu A’lam-, hukumnya juga haram, karena keumuman dalil dan tidak ada dalil yang memperkecualikan kuburan yang dibangun oleh pemilik tanah pekuburan.
[20] Syarah Muslim, 7/27
[21] Apakah kalian akan menuduh Imam Syafi’i dan Imam Nawawi sebagai Wahabi?! Bukankah Wahabi yang lebih layak berbangga –andaikan boleh saling membanggakan diri- dengan madzhab Syafi’i?!
[22] Al-Qoulul Asad, Qof (3), sebagaimana dalam Da’awa Al-Munawiin,  hal. 421.
[23] HR. Abu Daud no. 1481 dan At-Tirmidzi no. 3247 dari An-Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhu dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Daud, no. 1329.
[24] HR. Al-Imam Muslim no. 5239, 5240, 5241 dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu.
Ditulis oleh Al-Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray hafidzhahullah dalam buku “Salafi, Antara Tuduhan dan Kenyataan” penerbit TooBagus cet. pertama.  Bantahan terhadap buku “Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi” karya Syaikh Idahram hadahullah.
Oleh=> Al-Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray hafidzhahullah.

Kongklusi Menurut Penganalisa: =>Jadi Bukan Ajaran Wahabinya Yang Menjadi Negatif..Tapi Pemanfaatan Politiknya Yang Sengaja dicitrakan jelek…karena memang dahulunya disusupi untuk dimanfaatkan secara politik oleh Inggris demi Raja saudi untuk mengukuhkan perlawanan terhadap Turki Ustmani..